Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Bencana (Prodi MMB) angkatan 2023 Genap dan 2024 Gasal, Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada (UGM) melaksanakan kegiatan kuliah lapangan pada Sabtu (31/08) yang berfokus pada pengelolaan multi bencana di berbagai lokasi penting di Yogyakarta termasuk Bukit Klangon, Kali Talang, Sleman Volcanic Park (Museum Terbuka Bakalan), SABO dam, Candi Sambisari, Stasiun Transmisi, Geological Outcrop Ngoro-oro.
Kegiatan ini dipimpin oleh Prof. Dr. rer. Nat. Junun Sartohadi, M.Sc. yang merupakan dosen pengampu mata kuliah Pengelolaan Multi Bencana, bertujuan untuk memberikan pengetahuan praktis dan pengalaman langsung serta dalam pengelolaan bencana. Dengan mengunjungi beberapa tempat, mahasiswa dapat mengeksplorasi langsung dari sumber-sumber alam serta menganalisis strategi yang diterapkan dalam pengelolaan bencana dan pengurangan risiko di dunia nyata.
Kegiatan eksplorasi di awali ke Bukit Klangon, mahasiswa belajar tentang fitur geologis yang berkontribusi pada kerentanan daerah terhadap letusan gunung berapi. Berlanjut ke Kali Talang dan Sleman Volcanic Park, mahasiswa terlibat dalam diskusi tentang peran pengelolaan air dalam pengurangan risiko bencana serta mengeksplorasi konteks historis letusan gunung berapi di wilayah tersebut.
Di dam SABO, mahasiswa mengamati solusi rekayasa yang dirancang untuk mengontrol sedimen dan mengelola aliran air selama hujan deras. Sementara itu, kunjungan ke Candi Sambisari, situs candi kuno, memungkinkan mahasiswa untuk merenungkan pentingnya pengelolaan bencana dalam konteks budaya. Mahasiswa juga belajar tentang pentingnya ketahanan energi dalam pengelolaan bencana di Stasiun Transmisi. Kemampuan untuk mempertahankan pasokan listrik selama keadaan darurat sangat penting untuk upaya respons yang efektif.
Geological Outcrop Ngoro-oro menjadi tujuan akhir eksplorasi untuk mengamati formasi geologis dan implikasinya terhadap risiko bencana. Memahami proses bumi dapat memprediksi dan mengelola bencana, dan situs ini berfungsi sebagai kelas praktis bagi mahasiswa. “Perlunya pendidikan yang komprehensif dalam pengelolaan bencana untuk membekali pemimpin masa depan dengan keterampilan yang diperlukan dalam mengurangi risiko secara efektif. Kegiatan semacam ini sangat penting untuk pembangunan berkelanjutan dan ketahanan terhadap bencana alam”, ungkap Prof. Junun.
Kata kunci: pendidikan, manajemen bencana, pengurangan risiko bencana, strategi bencana, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 11: Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan
Data: Pri Juwandi
Penulis: Asti Rahmaningrum