• Tentang UGM
  • Simaster
  • Perpustakaan
  • IT Center
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
  • Beranda
  • Tentang Kami
    • Tentang Kami
    • Posisi
    • Keunggulan
    • Struktur Organisasi
    • Layanan dan Fasilitas
    • Kehidupan Kampus
    • Kontak
  • Akademik
    • Pengumuman
    • Dokumen Akademik
    • Kalender Akademik
  • Admisi
    • Program Studi
    • Beasiswa
    • Syarat Pendaftaran
    • Prosedur Pendaftaran
    • Biaya Pendidikan (UKT)
    • Registrasi
  • Kegiatan
    • Agenda
    • Berita
    • Penelitian
    • Pengabdian Masyarakat
  • Publikasi
  • Dokumentasi
  • Beranda
  • Berita
  • Wednesday Forum, Najiyah Angkat Topik Hubungan Agama, Mitologi, dan Sains

Wednesday Forum, Najiyah Angkat Topik Hubungan Agama, Mitologi, dan Sains

  • Berita
  • 28 Oktober 2024, 15.48
  • Oleh: pudji_w
  • 0

Bermulai dari pembawa berita Amerika yang menyatakan bahwa di Jawa masyarakat tampak berbicara dalam bahasa agama, mitologi, dan sains secara bersamaan. Pernyataan ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana ketiga aspek ini dapat berdampingan, yang tampak kontradiktif pada pandangan pertama. Najiyah Martian yang meraih PhD di bidang Agama dan Alam dari University of Florida berpendapat bahwa, “Walaupun hidup berdampingan mungkin berhasil dari sudut pandang mitologi, namun tidak berlaku jika dilihat dari sudut pandang agama dan ilmu pengetahuan khususnya dalam perbedaan pandangan tentang alam”.

Pernyataan tersebut ia sampaikan pada Wednesday Forum yang diselenggarakan oleh Program Studi Agama dan Lintas Budaya (ALB) atau Center for Religious and Cross-cultural Studies (CRCS), Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) pada (16/10), di Ruang Kelas 306, Gedung Sekolah Pascasarjana UGM. Wednesday Forum berfungsi sebagai ruang diskusi rutin setiap hari Rabu yang diselenggarakan oleh Prodi ALB serta terbuka untuk umum.

Dalam paparannya, Najiyah mengkaji hubungan beberapa komunitas adat muslim di Jawa dan Sulawesi Selatan dengan lingkungan, etika lingkungan, dan praktik adat serta bagaimana hal tersebut memberikan informasi. Ia menyoroti bagaimana elemen-elemen ini memberikan wawasan berharga tentang interaksi komunitas dengan lingkungan mereka dan keberagaman budaya berhubungan dalam memahami pengelolaan lingkungan.

Najiyah juga mengeksplorasi dinamika kekuasaan, praktik islam, hubungan gender, dan strategi yang mereka kembangkan untuk melestarikan tradisi dan nilai-nilai adat di tengah tekanan modernitas dan standarisasi keyakinan dan praktik islam yang sedang berlangsung di Indonesia. Dalam forum, para peserta terlibat dalam diskusi dan mengajukan pertanyaan tentang temuan Najiyah.

Sebagai penutup, Najiyah mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara besar mempunyai peran penting untuk melindungi alam. Sangat penting untuk memahami interaksi antara agama, mitologi, dan sains dalam konteks keberagaman budaya. Hal ini akan memberikan pencerahan dan wawasan tentang tantangan yang dihadapi oleh komunitas adat Indonesia.

Penulis: Asti Rahmaningrum

Tags: keberagaman budaya SDG 4: Pendidikan Berkualitas SDG 5: Kesetaraan Gender

Recent Posts

  • Martin van Bruinessen Bahas Dinamika Konversi Agama dan Tradisi Kejawen di Wednesday Forum
  • Wednesday Forum CRCS Bahas Perjuangan Umat Katolik Tionghoa dalam Menjaga Tradisi
  • Internasionalisasi Pendidikan Tinggi: MMPT SPs UGM Gandeng UAS Osnabrueck dan ACQUIN
  • Praktik Pengelolaan Sampah Sebagai Inisiatif Lokal Masyarakat Padukuhan Nanggulan, Maguwoharjo
  • Sekolah Pascasarjana UGM Hadiri Diskusi Ilmiah Green Growth: Sustainable Growth With Equity
Universitas Gadjah Mada
Sekolah Pascasarjana
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Jl. Teknika Utara, Pogung, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta, 55284
Telp. (0274) 544975, 564239
Email : sps@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY