
Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, dikenal sebagai kawasan yang menyimpan kekayaan alam dan budaya luar biasa. Wilayah ini memiliki banyak situs arkeologi penting yang merekam jejak kehidupan manusia purba, seperti Gua Song Terus dan Gua Tabuhan.
Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Universitas Gadjah Mada (UGM) memilih Pacitan sebagai lokasi kuliah lapangan (field study) untuk mata kuliah Lingkungan Budaya. Wilayah ini dinilai sangat relevan karena memberikan konteks nyata bagaimana budaya dan lingkungan berinteraksi secara historis dan ekologis.
Kegiatan ini diikuti oleh sembilan mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Lingkungan UGM, didampingi oleh dosen pengampu mata kuliah, Dr. Dra. Niken Wirasanti, M.Si. Mahasiswa melakukan observasi dan kajian lapangan pada Sabtu, 26 April 2025 di tiga titik utama: Museum Song Terus, Situs Song Terus, dan Gua Tabuhan.
Tujuan dari kegiatan ini adalah memperdalam pemahaman mahasiswa terhadap konsep lingkungan budaya, khususnya tentang bagaimana manusia prasejarah membentuk dan menyesuaikan lingkungannya melalui budaya. Selain itu, kegiatan ini diharapkan mampu membangun kesadaran akan pentingnya konservasi situs budaya dan ekologis sebagai bagian dari warisan bangsa.
Dr. Niken menjelaskan bahwa lapangan adalah ruang belajar yang tak tergantikan. “Pengetahuan tentang bagaimana manusia awal membentuk lingkungan hunian melalui budaya adalah fondasi penting dalam memahami perkembangan teknologi dan pola hidup manusia saat ini,” ujarnya. Ia juga berharap mahasiswa mampu memaknai pengalaman langsung ini sebagai pelengkap penting dari pembelajaran teori di kelas.
Kegiatan field study berlangsung sehari penuh yang dimulai dengan kunjungan ke Museum Song Terus. Di sini, mahasiswa mendapatkan pemaparan dari educator dan staf teknis mengenai sejarah panjang penelitian arkeologi sejak 1950-an. Setelah dari museum, mahasiswa melakukan observasi langsung ke Gua Song Terus, sebuah gua aktif sepanjang 70 meter yang menjadi situs penting dalam sejarah Homo sapiens.
Kegiatan kemudian ditutup dengan kunjungan ke Gua Tabuhan, yang terkenal dengan stalaktit-stalaktitnya yang mengeluarkan bunyi mirip gamelan yang juga menyimpan nilai arkeologis penting, berupa temuan artefak batu dan tulang vertebrata. Kegiatan sepenuhnya berjalan lancar dan diiringi antusiasme mahasiswa.
Program Studi Magister Ilmu Lingkungan berharap dengan adanya kegiatan ini dapat mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals). Dengan memahami warisan budaya dan lingkungan secara langsung, mahasiswa juga didorong untuk menjadi agen perubahan dalam upaya konservasi berkelanjutan.
Penulis : Muhammad Ulyn Nuha
Editor : Siti Muyasaroh
Foto: Naufal Hasani, Aurel Fernanda, & Januanto