
Natalia Adel, mahasiswa Program Doktor Kependudukan Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (SPs UGM) yang berasal dari Kupang dan merupakan penerima tugas belajar dari Universitas Nusa Cendana, turut serta dalam talk show bertajuk “PERGI ATAU BERTAHAN? DILEMA KAUM MUDA DALAM FENOMENA #KaburAjaDulu”. Acara yang diselenggarakan oleh Program Studi Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan ini berlangsung pada 5 Maret 2025 di Auditorium Lantai 5 SPs UGM.
Natalia mengungkapkan alasan ketertarikannya untuk mengikuti talk show ini karena fenomena #KaburAjaDulu tengah menjadi perbincangan hangat di berbagai media sosial. “Menurut saya, tema ini sangat responsif dengan kondisi Indonesia saat ini” ungkapnya.
Dalam sesi diskusi, para narasumber yang dihadirkan memberikan pandangan yang komprehensif. Prof. Dr. Sukamdi, MSc. (Peneliti Senior PSKK, UGM) mengulas fenomena ini dari sudut pandang teoritis dan akademis, sementara Judha Nugraha (Direktur Perlindungan WNI), sebagai praktisi yang berhadapan langsung dengan isu migrasi luar negeri, banyak mengupas permasalahan yang berkaitan dengan Kementerian Luar Negeri. Dan Dr. Media Wahyudi Askar, MSc. (Dosen Fisipol UGM) turut melengkapi pembahasan dengan berbagi pengalaman hidup sebagai akademisi di luar negeri.
Menanggapi jalannya diskusi, Natalia mengapresiasi kesesuaian tema dengan kondisi saat ini. “Menurut saya, acara seperti ini perlu dikaji lebih lanjut keberlanjutannya. Jika data menunjukkan tren peningkatan fenomena ini dan isu semakin berkembang, maka talk show ini sebaiknya diadakan kembali dengan menghadirkan generasi muda yang telah mengalami langsung fenomena ini,” tambahnya.
Natalia juga menekankan bahwa #KaburAjaDulu bukanlah fenomena negatif, namun perlu disikapi dengan bijak. “Pesan saya, jangan menelan mentah-mentah tren ini. Pahami dulu tujuannya, persiapkan keterampilan yang dibutuhkan, dan pertimbangkan dengan matang langkah yang akan diambil. Bagi mahasiswa/mahasiswi atau fresh graduate yang menghadapi tantangan mencari pekerjaan, fenomena ini bukan sekadar tentang pergi, tetapi juga tentang bagaimana memanfaatkannya untuk pengembangan diri,” tutupnya.
Penulis: Arfikah Istari