• Tentang UGM
  • Simaster
  • Perpustakaan
  • IT Center
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
  • Beranda
  • Tentang Kami
    • Tentang Kami
    • Posisi
    • Keunggulan
    • Struktur Organisasi
    • Layanan dan Fasilitas
    • Kehidupan Kampus
    • Kontak
  • PPID
    • Informasi Publik
      • Informasi yang Wajib Disediakan dan Diumumkan secara Berkala
      • Informasi Tersedia Setiap Saat
      • Daftar Informasi Dikecualikan
    • Layanan Informasi
      • Alur dan Prosedur Permohonan Informasi
      • Alur dan Prosedur Pengajuan Keberatan atas Informasi
      • Prosedur dan Tatacara Penyelesaian Sengketa
      • Maklumat Pelayanan Informasi Publik
  • Akademik
    • Pengumuman
    • Dokumen Akademik
    • Kalender Akademik
  • Admisi
    • Program Studi
    • Beasiswa
    • Syarat Pendaftaran
    • Prosedur Pendaftaran
    • Biaya Pendidikan (UKT)
    • Registrasi
  • Kegiatan
    • Agenda
    • Berita
    • Penelitian
    • Pengabdian Masyarakat
  • Survei Layanan
  • Beranda
  • Berita
  • Mitigasi Bencana di Kali Boyong, Sabo Dam Kali Gendol dan Alparis Kali Penang Bendung Silumbu

Mitigasi Bencana di Kali Boyong, Sabo Dam Kali Gendol dan Alparis Kali Penang Bendung Silumbu

  • Berita
  • 14 Juni 2024, 08.40
  • Oleh: pudji_w
  • 0

Jogja (12/6) Agar teori yang diajarkan dalam kelas mudah dipahami oleh mahasiswa, perlu adanya kuliah lapangan. Hal tersebut kemudian dilakukan oleh sebelas mahasiswa Magister Manajemen Bencana (MMB) Sekolah Pascasarjana (SPs) UGM, yang dipimpin oleh Dr. Nugroho Christanto, S.Si., M.Si, pengampu mata kuliah Monitoring Sumber Bencana dan Peringatan Dini di prodi MMB SPs UGM.

Tim ini berkunjung ke 4 tempat yaitu di EWS Banjir Lahar Kali Boyong, Sabo Dam kali Gendol, Alparis Kali Penang Bendung Silumbu dan Pusdalops BPBD Sleman, Yogyakarta pada 29 Mei 2024.

Banjir Lahar Kali Boyong, Sabo Dam Kali Gendol, Alparis Kali Penang Bendung Silumbu adalah tiga lokasi di Sleman, yang masing-masing mempunya fungsi dan ancaman berbeda pada saat terjadi erupsi Gunung Merapi ataupun curah hujan tinggi, sehingga perlu penanganan mitigasi bencana yang sesuai.

Seperti di Banjir Kali Boyong,  yang merupakan salah satu anak sungai yang bermuara di Sungai Progo ini, ancaman utamanya adalah aliran lahar hujan dari material vulkanik Gunung Merapi, sehingga dibangun Early Warning System (EWS) dan Close Circuit Television (CCTV) oleh BPBD Kabupaten Sleman di Banjir Kali Boyong dan di Jembatan Pulowatu. Sistem ini terhubung ke pusat komando untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat. 

Sama halnya dengan banjir lahar Kali Boyong, Sabo Dam Kali Gendol, yang berlokasi di Argomulyo, Cangkringan, Sleman ini juga mempunya ancaman aliran lahar dari erupsi Gunung Merapi yang melewati Kali Gendol. 

Karena aktivitas yang sangat aktif ini, Pemerintah membuat proyek Sabo Dam yang berfungsi menahan kecepatan aliran lahar, debris dan sedimen, yang nantinya dapat memperlambat atau menahan volume sedimen yang dihasilkan dari erupsi Gunung Merapi tersebut. Proyek ini pertama kali dibangun tahun 1967 dan diresmikan pengoperasiannya tahun 1973.

Berbeda dengan dua tempat tadi, Kali Pelang, Bendung Silumbu yang berada di Kelurahan Sardonoharjo, Ngalik, Sleman, mempunyai ancaman peningkatan debit air sungai secara drastis akibat curah hujan tinggi, menyebabkan potensi banjir sekitar bantaran sungai. 

Dengan adanya potensi ini, Dr. Nugroho Christanto, S.Si., M.Si yang sekaligus Ketua Tim mahasiswa KKL ini, berinisiatif membuat alat Alparis (Alat Pantau Air Sungai Otomatis) yang berfungsi untuk memantau debit air di Kali Pelang. Sistem kerja alat tersebut mendeteksi menggunakan sensor tekanan ketinggian air, dan mengirim informasi tersebut lewat aplikasi. 

Selain itu, warga di sekitar daerah Bendung Silumbu juga membuat kolam sebagai tempat parkir air sementera guna mengontrol debit air yang masuk, serta terdapat elemen etris berupa kolam dan perumahan. 

Tim juga berkunjung ke Kantor Pusdalops BPBD Sleman, yang berlokasi di Jl. Kaliurang No. 17, Pakembinangun, Pakem, Sleman, dan diterima oleh Dika, yang sehari-hari bertugas menerima laporan dan menggerakkan atau mengkoordinir pasukan yang berjumlah 59 komunitas, dan mengkonfirmasi laporan kejadian bencana yang ada di Kabupaten Sleman. Dika juga menuturkan ada 3000 relawan yang tersebar.

Kegiatan ini juga selaras dengan implementasi SDGs Nomor 4 tentang Quality Education, Nomor 13 tentang Climate Action dan Nomor 17 tentang Partnership for the goals.

Hastag: bencana, mitigasi bencana, gunung merapi, bendungan, banjir

Penulis : Arni Wistriatun

Tags: banjir bencana bendungan gunung merapi mitigasi bencana SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan SDG 4: Pendidikan Berkualitas SDGs

Recent Posts

  • Konsinyering Kerja Sama JTTS : Finalisasi Hasil Temuan Penelitian Langkah Pengambilan Kebijakan Berkelanjutan di Sumatera
  • SPs UGM Kuatkan Tridharma Pariwisata: Prodi Doktor Kajian Pariwisata Perluas STO dan Luncurkan Buku “Manajemen Pengunjung”
  • Mahasiswa S2-S3 Ilmu Ketahanan Nasional SPs UGM Ikuti Bootcamp Penguatan Tesis dan Disertasi
  • Prof. Armaidy Armawi Paparkan Astropolitik dan Ketahanan Nasional pada Senastindo VII AAU 2025
  • Prodi S3 Kependudukan dan BRIN Tinjau Arah Penelitian Strategis, Perkuat Kerja Sama Bidang Kolaborasi Riset
Universitas Gadjah Mada
Sekolah Pascasarjana
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Jl. Teknika Utara, Pogung, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta, 55284
Telp. (0274) 544975, 564239
Email : sps@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju