Yogyakarta (14/01), Program Studi Magister Manajemen Bencana (MMB) Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada melaksanakan kunjungan edukatif ke Sekolah Air Hujan Banyu Bening yang terletak di Dusun Rejodani, Sardonoharjo, Ngaglik, Kabupaten Sleman. Inisiatif komunitas ini didirikan oleh Ibu Sri Wahyuningsih atau Bu Ning, yang bertujuan untuk mempromosikan pemanfaatan air hujan sebagai sumber daya yang berkelanjutan.
Kunjungan ini melibatkan mahasiswa Muhamad Irfan Nurdiansyah, Muhammad Taqy, dan Silfani, yang antusias untuk mempelajari praktik pengelolaan air yang inovatif. Cak Jie, seorang aktivis lingkungan senior yang telah terlibat dalam pelestarian alam sejak era Orde Baru turut serta pada kunjungan ini. Pengalaman luasnya dalam advokasi lingkungan memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang pentingnya praktik berkelanjutan dalam pengelolaan air.
Bu Ning menyampaikan bahwa Indonesia memiliki curah hujan yang melimpah, tetapi masih banyak wilayah di Indonesia yang menghadapi kesulitan air bersih. Sehingga, pendirian Sekolah Air Hujan Banyu Bening ini menjadi solusi alternatif dalam pendayagunaan air hujan.
“Didirikannya sekolah ini adalah untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat bahwa air hujan bukanlah limbah, melainkan sumber daya yang dapat dimanfaatkan secara maksimal apabila tepat pengelolaannya, tambah Bu Ning.
Selama kunjungan, mahasiswa mempelajari berbagai teknik pengumpulan air hujan dan sistem filtrasi yang dapat diterapkan di rumah tangga. Kunjungan ini menekankan perlunya kerja sama dalam mengatasi masalah kelangkaan air antara komunitas lokal, lembaga pendidikan, dan badan pemerintah untuk menciptakan solusi efektif untuk pengelolaan air.
Penulis : Siti Muyasaroh