
Dalam upaya untuk mewujudkan keadilan dengan menyediakan kesempatan bagi anak-anak penyandang down syndrome untuk mengembangkan bakat seninya, Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa UGM bekerjasama dengan Desa Panggungharjo, Jogja Disability Arts, Ruang Anak, dan Galeri RJ. Katamsi ISI Yogyakarta mengadakan program pelatihan pembuatan batik perintang tepung untuk anak anak penyandang down syndrome. Dipilihnya Penyandang Down syndrome ini karena mereka sering kali menghadapi berbagai tantangan dalam hal pengembangan keterampilan motorik, komunikasi, serta kemampuan sosial
Dr. Budi Irawanto, S.IP., M.A. selaku ketua tim kegiatan menyatakan bahwa, “anak-anak dengan Down syndrome memiliki potensi besar untuk berkembang, terutama bila mereka mendapatkan dukungan, kesempatan dan bimbingan yang tepat”.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa teknik batik dengan metode perintang tepung dipilih karena proses yang relatif sederhana dan aman bagi anak anak. Metode ini menggunakan tepung sebagai penghalang warna dalam proses kreasi batik, sehingga memungkinkan anak-anak untuk lebih bebas dalam menuangkan ide dan imajinasi mereka melalui motif yang dihasilkan. Selain itu, batik perintang tepung lebih mudah diakses dibandingkan teknik batik lainnya, seperti batik tulis atau cap, yang membutuhkan keterampilan lebih kompleks
Kegiatan pelatihan yang merupakan rangkaian kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini dilaksanakan pada Sabtu (21/9/2024) dan diikuti oleh 20 anak penyandang disabilitas down syndrom. Pada pelatihan tersebut para peserta mendapat bimbingan dari volunteers yang berasal dari Jogja Disability Arts. Selain itu setiap peserta mendapat satu buah media untuk berkarya, disertai dengan pewarna yang ramah anak.
Sedangkan di tempat yang terpisah, pada orangtua peserta mendapatkan pembelajaran melalui talkshow dengan narasumber Dr.Budi Irawanto, S.IP., M.A. yang menyampaikan materi tentang Seni dan Disabilitas, Dr. Hilda Ismail, M. Si., Apt. memaparkan materi tentang Kesehatan Anak Penyandang Down Syndrome dan Hosni Bimo Wicaksono, A.Md. yang membahas tentang Lingkungan Bagi Penyandang Disabilitas. Diskusi dipimpin oleh Trisna Pradita Putra, S.Sos,M.M (Mahasiswa Program Doktor PSPSR SPs UGM).
Kegiatan semakin menarik karena hasil karya batik anak-anak penyandang down syndrome dipamerkan sebagai bagian dari pameran ruang anak di Galeri RJ. Katamsi ISI Yogyakarta. Pameran ini memberi ruang apresiasi dan membangun kepercayaan diri bagi peserta pelatihan.
Penulis: Budi Irawanto dan Surono