Indonesia menghadapi tantangan besar dalam mempersiapkan generasi muda menyongsong era Indonesia Emas 2045. Magister Manajemen Pendidikan Tinggi SPs UGM melaksanakan Talks #8 bertajuk “Penguatan Geopolitik Pendidikan Tinggi Indonesia Guna Mewujudkan Indonesia Emas 2045” pada 29 November 2024 secara hybrid.
Dekan Sekolah Pascasarjana, Prof. Ir. Siti Malkhamah, M.Sc., Ph.D., dalam sambutannya, menekankan bahwa “Kita akan memasuki era Indonesia Emas, dan sangat penting untuk menyiapkan sumber daya manusia usia produktif yang unggul, inovatif, dan berdaya saing,” ujarnya.
Narasumber utama, Prof. Dr. Ir. Djagal Wisero Marseno, M.Agr., menyampaikan bahwa pendidikan lebih dari sekadar mencerdaskan bangsa. “Pendidikan adalah strategi geopolitik untuk menjaga kedaulatan, memperkuat identitas nasional, dan meningkatkan posisi Indonesia di panggung internasional,” ujarnya.
Ia juga menyoroti posisi Indonesia yang masih rentan dalam peta global. Berdasarkan Fragile State Index 2024, Indonesia berada di zona kuning yang menunjukkan kerentanan. Selain itu, peringkat Human Development Index (HDI) Indonesia yang masih di posisi ke-112 dunia mengindikasikan urgensi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Ketimpangan pendidikan antara pulau Jawa dan daerah lain, rendahnya angka partisipasi pendidikan tinggi, serta ketidaksesuaian antara pendidikan dan kebutuhan dunia kerja adalah tantangan besar yang harus segera diatasi,” tambah Prof. Djagal. Data menunjukkan bahwa 52% tenaga kerja Indonesia hanya memiliki pendidikan setingkat SD, sementara hanya 16% yang mengenyam pendidikan tinggi.
Dalam diskusi ini, Prof. Djagal menawarkan solusi inovatif, salah satunya adalah penerapan hidden curriculum untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme. “Nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika harus dihidupkan kembali melalui pendekatan pendidikan formal maupun non-formal, agar generasi muda kita tidak kehilangan identitas di tengah arus globalisasi,” tegasnya.
Selain itu, wacana penggalangan endowment fund di perguruan tinggi juga disorot sebagai langkah strategis untuk mendukung pendidikan berkualitas, khususnya di daerah-daerah terpencil. “Perguruan tinggi di luar Jawa memiliki potensi besar, terutama dengan kekayaan sumber daya alamnya, untuk menarik kerjasama internasional dan meningkatkan kualitas pendidikan,” jelasnya.
Diskusi ini menjadi pengingat pentingnya kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, masyarakat, dan sektor swasta dalam membangun pendidikan berkualitas. Dengan strategi yang tepat, Indonesia diharapkan mampu mencetak generasi emas yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga siap bersaing di kancah global.
Penulis: Arfikah Istari