
Maddani Akhsa Nulyani dan Nurfitri Harkunti Kemala Hayati Dua mahasiswi minat studi Ekonomi Islam (Ekis) Prodi Agama dan Lintas Budaya (ALB) Sekolah Pascasarjana (SPs) UGM, berpartisipasi dalam The 1st International Conference of Islamic Finance and Sustainability (ICIFS) di Balai Khazanah Islam Sultan Haji Hassanal Bolkiah (BKISHHB) Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam pada 4 hingga 6 Februari 2025.
Konferensi ini merupakan konferensi internasional yang digelar oleh School of Business and Economic, Universiti Brunei Darussalam yang mengeksplorasi peran strategis keuangan Islam dalam mendorong pembangunan berkelanjutan serta menghadapi tantangan global masa kini serta mendiskusikan perihal potensi produk-produk keuangan syariah dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
Konferensi ini dihadiri oleh para peneliti, akademisi baik mahasiswa maupun dosen, serta praktisi keuangan syariah yang berasal dari seluruh dunia. Berbagai narasumber dari unsur akademisi kaliber Internasional, pakar di bidang keuangan Islam seperti Prof. Dr. M. Kabir Hassan dari University of New Orleans, Prof. Dr. Mansor Ibrahim dari INCEIF University Malaysia, Prof. Dr. M. Ishaq Bhatti dari Universiti Brunei Darussalam, Assoc. Prof. Dr. Hakimah Yaacob dari Universiti Islam Sultan Sharif Ali, Assoc.
Prof. Dr. Selamah Binti Maamor, dan Assoc. Prof. Dr. Norazlina Abd. Wahab dari Universiti Utara Malaysia, ikut terlibat secara aktif pada sesi diskusi panel yang mengeksplorasi mengenai bagaimana meningkatkan kualitas penelitian dalam bidang keuangan syariah sehingga dapat berkontribusi dalam menangani tantangan dunia nyata, serta mendorong keberlanjutan dan inovasi kolaboratif.
Dalam 1st ICIFS, Maddani dan Nurfitri berkesempatan untuk mempresentasikan paper mereka yang berjudul “Islamic Banking, Financial Inclusion, and Human Development: Catalyst for Sustainable Development Goals”. Paper ini membahas terkait potensi perbankan syariah sebagai lembaga intermediasi yang dapat meningkatkan inklusi keuangan sehingga dapat mendorong peningkatan indeks pembangunan manusia di Indonesia.
Dengan menggunakan data penyaluran pembiayaan syariah dan inklusi keuangan yang berasal dari Otoritas Jasa Keuangan, serta data indeks pembangunan manusia yang berasal dari Badan Pusat Statistik, ditemukan bahwa Dana Pihak Ketiga dan Ukuran Bank Syariah memiliki pengaruh signifikan dalam meningkatkan inklusi keuangan yang juga berpengaruh pada peningkatan indeks pembangunan manusia.
Akses yang lebih baik terhadap layanan keuangan memungkinkan masyarakat untuk berinvestasi dalam pendidikan, kesehatan, dan peluang usaha, sehingga meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi kesenjangan.
Lebih lanjut, hasil riset ini merekomendasikan bahwa untuk benar-benar berkontribusi pada pembangunan manusia, lembaga keuangan syariah harus mengadopsi strategi pembiayaan yang lebih inklusif dan berkelanjutan, dan memastikan kapasitas finansial mereka memberikan manfaat nyata bagi kesejahteraan masyarakat.
Keuangan syariah bukan sekadar sistem ekonomi, tetapi juga sarana untuk mencapai keadilan, pemberdayaan, dan kemajuan sosial. Dalam upaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan, kita harus mengingat bahwa inklusi keuangan bukanlah sebuah privilese, melainkan hak yang harus dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat. Artikel ini berhasil mendapatkan tanggapan positif dari chairperson yakni Dr. Surianna binti Hj Talip yang merupakan dosen dari Universiti Sultan Sharif Ali Brunei Darussalam.
Selain sesi diskusi panel dan sesi paralel, terdapat juga sesi workshop penelitian yang diadakan oleh School of Business and Economic, Universiti Brunei Darussalam untuk memberikan gambaran khusus terkait landasan fundamental penelitian dalam bidang keuangan syariah kepada mahasiswa magister maupun doktor yang sedang melakukan riset dalam bidang keuangan syariah.
Kegiatan ini sekaligus merupakan penerapan dari SDGs Nomor 4 tentang Pendidikan Berkualitas dan Nomor 17, tentang Kemitraan untuk Mencapai Tujuan .
Penulis: Nur Fitri Harkunti/Arni Wistriatun
Editor : Ana Anggraini