Program Studi S2 Agama dan Lintas Budaya atau Center for Religious and Cross-cultural Studies (CRCS) dan Program Studi S3 Inter Religious Studies (IRS), Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan kegiatan Intersession Courses yang menawarkan mata kuliah pilihan untuk diikuti mahasiswa. “Intersession courses (IC) adalah mata kuliah elektif yang ditawarkan CRCS pada waktu antar semester (Juni-Juli). Mata Kuliah yang ditawarkan memiliki bobot 3 SKS, dan sebenarnya sama dengan mata kuliah pada semester reguler. Bedanya pada pelaksanaannya yang lebih padat yaitu 2 sesi per minggu”, ujar Dr. Samsul Maarif, Ketua Program Studi dan Koordinator Akademik CRCS UGM.
Kegiatan Intersession Courses berlangsung pada 10 Juni sampai dengan 31 Juli 2024 dengan menghadirkan pengajar terkemuka dari luar negeri seperti Dr. Lena Larson dari Oslo University, Nelly Van Doorn Harder dari Wake Forest University in North Carolina, USA, dan Brett Gilbert Scharffs dari Brigham Young University, USA. Ketua Prodi S3 IRS, Dr. Zainal Abidin Bagir mengungkapkan, “Sebenarnya Intersession Courses sama seperti course pada umumnya, sengaja diselenggarakan pada bulan Juni-Juli karena perkuliahan di luar negeri sedang libur sehingga pengajar dari luar negeri bersedia untuk diundang mengajar di CRCS dan IRS. Temanya dirancang lebih advanced bukan topik-topik introduction, harapannya ada peserta dari luar negeri yang ikut course ini”.
Terdapat tiga mata kuliah pilihan yang ditawarkan yaitu Indigenous Religions, Ethics of Inter-Religious Cooperation for Peace, dan Religion and Human Rights. Intersession Courses menyelenggarakan serangkaian kelas baik secara offline maupun online serta diikuti dengan tugas, presentasi, ujian, dan proyek akhir. “Intersession Courses diselenggarakan atas kerja sama dengan mitra baik dalam maupun luar negeri. Dengan mitra luar negeri, diselenggarakan kelas yang mengundang dosen tamu atau guest lecturer sementara dengan mitra dalam negeri kelas yang diselenggarakan melibatkan komunitas sebagai mitra pembelajaran”, tambah Dr. Samsul Maarif.
Pada tahun ini, kelas Ethics of Inter-Religious diselenggarakan atas kerja sama dengan Globethics, kelas ini diampu oleh Dr. Dicky Sofjan, pengajar S3 IRS dan Dr. Amele Ekue dari Globethics. Sementara itu, kelas Indigenous Religions melibatkan komunitas sekolah agama leluhur yang bekerja sama dengan Intersectoral Collaboration for Indigenous Religions (ICIR) dan Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI).
“Kedatangan dosen tamu sebagai bentuk penyegaran pembelajaran sekaligus memperluas wawasan keakademikan mahasiswa. Mahasiwa juga dapat menambah exposure terkait tema-tema yang advanced. Dengan bertatap muka langsung dengan pengajar terkemuka akan memberi pengaruh yang berbeda”, tambah Dr. Zainal.
Kata kunci: pembelajaran, mata kuliah, kursus, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, SDGs
Penulis: Asti Rahmaningrum
Editor: Linah K Pary