
Program Magister dan Doktor Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan (MDKIK), Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), menggelar kuliah umum bertajuk “Digital Dashboard: Dari Teoritis ke Kasus Nyata” pada Kamis (20/2). Dalam sesi ini, Wahyono Kuntohadi, S.Si., Stat., M.Sc.QM, seorang pakar statistik dan visual analytics architect, mengupas secara mendalam tantangan utama dalam pengembangan dashboard digital, khususnya dalam aspek akurasi dan validitas data.
Dalam pemaparannya, Wahyono menyoroti bahwa meskipun dashboard digital telah menjadi alat penting dalam mendukung pengambilan keputusan berbasis data, tantangan terbesar yang dihadapi adalah bagaimana memastikan data yang digunakan benar-benar akurat dan valid. Ia menjelaskan bahwa dashboard yang tidak didukung oleh data yang kredibel dapat menghasilkan analisis yang keliru, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kebijakan yang dibuat.
Salah satu tantangan utama adalah kompleksitas data yang terus meningkat. Dengan berkembangnya teknologi Big Data dan Internet of Things (IoT), volume dan variasi data yang masuk ke dalam dashboard semakin besar. Hal ini berpotensi menimbulkan masalah dalam penyaringan dan validasi data. Wahyono mengungkapkan bahwa banyak data yang dikumpulkan berasal dari berbagai sumber yang belum tentu memiliki standar yang sama dalam pencatatan dan pelaporan. Oleh karena itu, diperlukan mekanisme yang kuat untuk membersihkan dan menyaring data sebelum digunakan dalam analisis.
Selain itu, isu keandalan data juga menjadi perhatian serius. Kesalahan dalam pengambilan atau pencatatan data dapat menyebabkan bias dalam visualisasi yang ditampilkan pada dashboard. Misalnya, data yang tidak diperbarui secara real-time atau adanya perbedaan metode pengukuran di berbagai wilayah dapat menyebabkan ketidakkonsistenan dalam analisis. Untuk mengatasi hal ini, Wahyono menekankan pentingnya penerapan standar pengelolaan data yang ketat serta penggunaan algoritma kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi anomali dan inkonsistensi dalam data.
Aspek lain yang turut menjadi tantangan adalah integrasi data dari berbagai sistem yang berbeda. Dalam konteks kebijakan publik, data sering kali tersebar di berbagai instansi dengan format yang berbeda-beda. Tanpa sistem integrasi yang baik, dashboard berisiko menyajikan informasi yang tidak komprehensif atau bahkan bertentangan satu sama lain. Wahyono menegaskan bahwa diperlukan interoperabilitas yang tinggi antar platform serta kebijakan tata kelola data yang jelas agar dashboard benar-benar dapat berfungsi sebagai alat pemantauan yang efektif.
Menutup kuliah umumnya, Wahyono menekankan bahwa tantangan dalam akurasi dan validitas data bukanlah hambatan yang tidak dapat diatasi. Dengan komitmen untuk meningkatkan kualitas pengelolaan data, penerapan teknologi yang tepat, serta sinergi antar pemangku kepentingan, dashboard digital dapat menjadi instrumen yang andal dalam mendukung pengambilan keputusan berbasis bukti.
Kuliah umum ini mendapat sambutan positif dari mahasiswa, dosen, dan peneliti yang hadir. Diharapkan dengan adanya diskusi ini, para akademisi dan praktisi semakin sadar akan pentingnya manajemen data yang berkualitas dalam pengembangan dashboard digital untuk kebijakan publik yang lebih adaptif dan akurat.
Penulis : Vivie Silvania Intan Nirmala