Yogyakarta, 30 Agustus 2025 – Program Studi Magister Kajian Budaya dan Media (KBM), Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, kembali menyelenggarakan kuliah lapangan semester gasal Tahun Akademik 2025/2026. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkaya wawasan mahasiswa melalui pengalaman empiris sekaligus mengaitkan teori yang dipelajari di ruang kelas dengan praktek nyata di lapangan.
Kuliah lapangan kali ini diikuti oleh mahasiswa angkatan 2024 dengan destinasi Candi Gedongsongo dan Taman Ayanaz, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Sejak pagi hari, para peserta berkumpul di depan Gedung PAU Sekolah Pascasarjana UGM sebelum berangkat bersama menuju lokasi menggunakan bus yang telah disiapkan.
Sesampainya di lokasi, agenda pertama adalah observasi di kawasan Candi Gedongsongo. Situs peninggalan sejarah ini dipilih karena memberikan ruang bagi mahasiswa untuk menganalisis bagaimana warisan budaya dipelihara, dikonsumsi, sekaligus dimaknai dalam kehidupan masyarakat kontemporer. Melalui kegiatan ini, mahasiswa diajak memahami praktik konsumsi peninggalan sejarah serta implikasinya terhadap konstruksi identitas budaya.
Kegiatan dilanjutkan dengan observasi di Taman Ayanaz, sebuah destinasi wisata populer yang terletak di area Candi Gedongsongo. Taman ini menjadi contoh menarik mengenai bagaimana ruang publik diolah sebagai arena hiburan sekaligus spectacle dalam masyarakat konsumsi. Mahasiswa diberi kesempatan untuk melakukan pengamatan kritis mengenai bagaimana ruang wisata diproduksi, dipasarkan, dan direspon oleh pengunjung.
Setelah sesi observasi, peserta menuju restoran lokal untuk beristirahat dan makan siang bersama. Agenda berikutnya adalah kunjungan ke Pasar Bandungan, tempat mahasiswa dapat mengamati langsung praktik konsumsi masyarakat di ruang ekonomi dan budaya yang lebih sehari-hari. Aktivitas di pasar memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk membandingkan bentuk konsumsi di ruang wisata dengan praktik konsumsi di ruang sosial yang lebih organik.
Antusiasme peserta terlihat jelas sepanjang kegiatan. Mahasiswa aktif berdiskusi, mencatat temuan lapangan, serta mendokumentasikan berbagai aspek yang relevan dengan kajian budaya dan media. Beberapa di antaranya menyoroti bagaimana warisan sejarah dan destinasi wisata dimaknai secara berbeda oleh masyarakat lokal maupun wisatawan.
Kegiatan berakhir pada sore hari dengan perjalanan kembali ke Yogyakarta. Bagi mahasiswa, pengalaman ini tidak hanya menambah wawasan akademik, tetapi juga memperkaya pemahaman tentang dinamika sosial budaya di Indonesia.
Kuliah lapangan ini merupakan bentuk komitmen Prodi Kajian Budaya dan Media untuk menyelenggarakan pembelajaran yang kontekstual, kritis, dan aplikatif, sehingga lulusan tidak hanya memiliki dasar teoritis yang kuat, tetapi juga mampu mengaitkannya dengan realitas sosial dan budaya. Ke depan, Prodi akan terus menghadirkan agenda serupa agar mahasiswa semakin siap menghadapi tantangan akademik maupun profesional di bidang kajian budaya dan media.
Penulis: Khoirul Mujazanah

