Program Studi Magister dan Doktor Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (SPs UGM) menyelenggarakan program summer course pada 29 Juli – 8 Agustus 2024 yang dilaksanakan secara hybrid di gedung unit 1 SPs UGM. Program ini akan diikuti oleh total 64 peserta, terdiri dari 41 mahasiswa internasional dari berbagai negara seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, dan 23 mahasiswa dari Indonesia. Inisiatif ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama dalam hal akses terhadap pendidikan dan keberagaman budaya.
Summer course bertemakan “Summer School on Sustainable Cave and Karst Management” merupakan bagian dari hibah inovasi dan internasionalisasi akademik. Program ini bertujuan untuk mendorong keunggulan lintas disiplin di bidang speleologi, yaitu studi tentang gua dan lanskap karst. Program ini dikoordinatori oleh Prof. Dr. Eko Haryono, M.Si dari Sekolah Pascasarjana, Drs. Hendrie Adji Kusworo, M.Sc., Ph.D dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Dr. Sudaryatno, M.Si dari Fakultas Geografi, dan Dr. Andung Bayu Sekar Anom, M.Sc. dari Departemen Geografi Lingkungan Fakultas Geografi UGM.
Tujuan utama dari summer course tentang Speleologi ini adalah mengembangkan speleologi di negara-negara ASEAN melalui pertukaran pengetahuan antar praktisi speleologi global, memperkenalkan dan mempromosikan keunikan speleologis Indonesia, serta meningkatkan minat masyarakat global, khususnya masyarakat ASEAN, terhadap aspek keilmuan speleologis. Inisiatif ini tidak hanya mendukung pendidikan untuk keberlanjutan tetapi juga menekankan pentingnya warisan budaya dan kesadaran ekologis.
“Summer Course Cave and Karst Management 2024 adalah pengalaman saya yg pertama. Dari kursus tsb, saya bisa belajar khususnya karst management dari berbagai aspek & lintas ilmu. Wawasan menjadi lebih terbuka ketika Narsum berbagai negara menyampaikan pengelolaan karst di wilayahnya. Hal ini sangat mendukung pemahaman & studi yg sedang saya jalani” tutur Melania Hanie salah satu mahasiswa Program Studi Ilmu Lingkungan sebagai peserta summer course.
Peserta summer course terlibat dalam kurikulum yang dirancang untuk memberikan mereka kompetensi penting. Di akhir program, mahasiswa diharapkan dapat memahami nilai keilmuan gua dan sistem karst di negara-negara ASEAN, memahami berbagai proses dan dinamika yang terjadi dalam ekosistem ini, serta menghargai pengembangan dan pengelolaan gua dan karst yang berkelanjutan. Ini sejalan dengan fokus SDGs pada akses yang setara terhadap pendidikan dan promosi teknologi yang ramah lingkungan.
Kolaborasi antara mahasiswa lokal dan internasional mendorong kemitraan masyarakat sipil, meningkatkan keberagaman budaya dan mempromosikan saling pengertian. Pertukaran ide dan pengalaman ini sangat penting untuk mengembangkan solusi inovatif terhadap tantangan lingkungan yang dihadapi oleh Indonesia dan kawasan ASEAN secara lebih luas.
Program summer course ini merupakan langkah signifikan menuju pencapaian SDGs dengan mempromosikan akses terhadap pendidikan, mendorong keberagaman budaya, dan meningkatkan kesadaran global tentang isu-isu lingkungan. Kolaborasi antara mahasiswa dan fakultas dari berbagai latar belakang pasti akan memperkaya pengalaman belajar dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di kawasan ini.
Tags : summer course, karst management, speleologis global, isu lingkungan, SDG 4: pendidikan berkualitas, SDG 5: kesetaraan gender, SDG 7: energi bersih dan terjangkau, SDG 9: industri, inovasi dan infrastruktur, SDG 14: ekosistem lautan, SDG 15: ekosistem daratan, SDG 17: kemitraan untuk mencapai tujuan
Penulis : Siti Muyasaroh