Yogyakarta (17/09) – Sebagai tindak lanjut Surat Edaran tentang Upaya Pengurangan Limbah dalam Penyajian Makanan dan Minuman di Lingkungan Universitas Gadjah Mada (UGM), Sekolah Pascasarjana (SPs) UGM mengambil langkah konkret dengan menerapkan kebijakan baru dalam penyediaan konsumsi pada rapat-rapat resmi dan kegiatan internal. Kini, SPs UGM menyajikan makanan ringan (snack) yang lebih sehat, bebas dari kemasan kardus, serta minuman lokal yang diproduksi secara mandiri oleh UGM.
Kebijakan ini selaras dengan komitmen SPs UGM untuk mendukung keberlanjutan lingkungan dan mempromosikan pola hidup sehat. Snack yang disediakan tidak hanya dikemas secara ramah lingkungan, tetapi juga dipilih dari bahan-bahan alami yang minim pengawet. Langkah ini bertujuan mengurangi sampah plastik dan kardus, sekaligus mendukung kampanye “go green” yang telah lama dijalankan oleh UGM.
Selain itu, SPs UGM memaksimalkan penggunaan Toyagama, air siap minum yang diproduksi oleh UGM, pada setiap kegiatan. Produk inovasi Toyagama telah menjadi bagian penting dalam mendukung keberlanjutan konsumsi air minum di UGM, tanpa bergantung pada kemasan sekali pakai. Dengan hadirnya Toyagama dalam setiap rapat, SPs UGM turut memperkuat upaya dalam menjaga kesehatan sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Menurut Dekan SPs UGM, Prof. Ir. Siti Malkhamah, M.Sc., Ph.D., kebijakan ini merupakan langkah nyata untuk memberikan teladan kepada masyarakat luas, khususnya sivitas akademika UGM, bahwa perubahan gaya hidup sehat dapat dimulai dari lingkungan kerja. “Kami ingin mengurangi dampak lingkungan dari penggunaan kemasan sekali pakai, sekaligus mendukung kesehatan para peserta rapat dengan menyediakan makanan dan minuman yang berkualitas,” ujar Prof. Malkhamah.
Dengan diterapkannya kebijakan baru ini, SPs UGM berharap dapat berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya hidup sehat di kalangan sivitas kampus. Dekan SPs juga berharap inisiatif ini dapat menginspirasi institusi lain untuk melakukan langkah serupa dalam kegiatan formal mereka.
Penulis: Arfikah Istari