
“Wilayah perbatasan merupakan salah satu wilayah yang harus mendapatkan perhatian secara serius dari berbagai pihak, termasuk SPs UGM. Karena wilayah tersebut memiliki potensi besar, baik positif maupun negatif dalam perjalanan bangsa dan negara Indonesia ke depan”, ungkap Muhammad Sulaiman, ST, MT, D.Eng., Koordinator Unit Pengabdian kepada Masyarakat SPs UGM, dalam kegiatan pembekalan Mahasiswa KKN Perbatasan di Kabupaten Belu, NTT (15/4).
Lebih lanjut Sulaiman,yang juga menjadi Dosen Pembimbing Lapangan, menjelaskan pentingnya mahasiswa melakukan pemetakan fisik dan sosial budaya sebelum terjun ke Lokasi KKN. Pemetakan tersebut bisa melibatkan alumni (Kagama), lembaga pendidikan setempat, dan juga lembaga-lembaga lain. Termasuk bekerja sama dengan negara tetangga yang langsung berbatasan dengan Lokasi KKN. Peran mereka sangat dibutuhkan untuk mendukung suksesnya kegiatan KKN di wilayah perbatasan.
Kegiatan yang tidak kalah pentingnya adalah pengembangan literasi digital bagi masyarakat perbatasan. Jangan sampai masyarakat perbatasan buta akan kemajuan teknologi. Terlebih lagi mereka berada di wilayah yang langsung berhubungan dengan negara lain. Hal ini menjadi kegiatan yang penting dalam rangka meningkatkan ketahanan nasional, jelas Dr. Leonard Chrysostomos Epafras (Tim Ahli Unit Kerjasama SPs).
Kegiatan pembekalan ini dilaksanakan di Ruang Sidang A SPs diikuti oleh perwakilan dari mahasiswa KKN perbatasan yang berasal dari berbagai fakultas di lingkungan UGM. Turut hadir dalam kegiatan tersebut beberapa staf PkM dan Kerjasama SPs.
Nilai SDG’s: SDG’s 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera; SDG’s 4: Pendidikan Berkualitas; SDG’s 10: Berkurangnya Kesenjangan; SDG’s 16: Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh; SDG’s 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
Penulis: Surono