• Tentang UGM
  • Simaster
  • Perpustakaan
  • IT Center
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
  • Beranda
  • Tentang Kami
    • Tentang Kami
    • Posisi
    • Keunggulan
    • Struktur Organisasi
    • Layanan dan Fasilitas
    • Kehidupan Kampus
    • Kontak
  • PPID
    • Informasi Publik
      • Informasi yang Wajib Disediakan dan Diumumkan secara Berkala
      • Informasi Tersedia Setiap Saat
      • Daftar Informasi Dikecualikan
    • Layanan Informasi
      • Alur dan Prosedur Permohonan Informasi
      • Alur dan Prosedur Pengajuan Keberatan atas Informasi
      • Prosedur dan Tatacara Penyelesaian Sengketa
      • Maklumat Pelayanan Informasi Publik
  • Akademik
    • Pengumuman
    • Dokumen Akademik
    • Kalender Akademik
  • Admisi
    • Program Studi
    • Beasiswa
    • Syarat Pendaftaran
    • Prosedur Pendaftaran
    • Biaya Pendidikan (UKT)
    • Registrasi
  • Kegiatan
    • Agenda
    • Berita
    • Penelitian
    • Pengabdian Masyarakat
  • Survei Layanan
  • Beranda
  • Berita
  • Serial Great Thinkers : “Alexis de Tocqueville” Demokrasi dan Pemilu di Indonesia

Serial Great Thinkers : “Alexis de Tocqueville” Demokrasi dan Pemilu di Indonesia

  • Berita
  • 18 Mei 2010, 00.00
  • Oleh: ismamisdalenitiarasani
  • 0

Alexis de Tocqueville adalah seorang sosiolog, sejarahwan sekaligus ilmuwan
politik, sekalipun posisi resminya seorang hakim di Perancis tahun 1826. Tocqueville
meninggal 16 April 1859 karena penyakit TBC yang menyerangnya. Tocqueville meninggal
dua tahun setelah meramalkan akan terjadi krisis karena Perang saudara dalam
demokrasi Amerika.

Tocqueville adalah salah seorang pemikir penting abad 19, selain para pendiri
sosiologi seperti Weber, Emile Durheim, maupun Marx. Tocqueville banyak berbicara
soal demokrasi dalam konteks masyarakat Eropa maupun Amerika. Tocqueville sangat
piawi mendeskripsikan bagaimana masyarakat Amerika berdemokrasi, demikian juga
dengan di Perancis dimana tempat bertugas Tocqueville.

Mengapa orang Amerika berdemokrasi? Karena Amerika memang membutuhkan hal ini
sebagai sebuah negara yang luas dan berbatasan dengan negara-negara lain yang
relatif tidak terlalu kuat. Namun Perancis lebih bersikap otoriter dan keras
karena berdekatan dengan negara-negara yang sama-sama kuat seperti Spanyol,
Italia dan Jerman.

Amerika sudah tepat menerapkan demokrasi dalam bernegara. Sementara Perancis
dengan kerajaan sehingga otoritas PM menjadi lebih kuat ketimbang Parlemen.
Parlemen tidak demikian dominan sebagaimana di Amerika. Di Perancis otoritas
PM sangat kuat.

Demokrasi Amerika adalah demokrasi liberal karena sudah kuat dan tidak banyak
gangguan yang menghantam Amerika. Sebagai sebuah negara liberal maka Amerika
menerapkan sistem federasi –desentralisasi dengan kuat untuk urusan pemerintahan
dalam negaranya.

Dari sana kita beralih ke Indonesia yang menerapkan sistem demokrasi dan desentralisasi
dalam politik. Khusus mengenai Pemilu Indonesia mengikuti sistem pemilu langsung,
bukan perwakilan untuk menentukan presiden, kepala daerah provinsi sampai kabupaten.
Hal ini sama persis dengan di Amerika karena Indonesia belajar (berkiblat ke
Amerika).

Pertanyaannya, tepatkah Indonesia berkiblat ke Amerika dalam hal penyelenggaraan
Pemilu dan Pilkada? Sebagai sebuah negara yang mendapatkan banyak ancaman dari
negara-negara di Asia Tenggara dan Asia? Bagaimana nasib demokrasi kita yang
cenderung liberal dalam penyelenggaraan Pemilu dan Pemilukada di masa sekarang
dan mendatang?

Berdemokrasi adalah persamaan dan kesetaraan demikian kata Tocqueville, tetapi
sudahkah persamaan dan kesetaraan dijadikan asas dalam demokrasi kita? Mengapa
demokrasi kita cenderung anarki dan kurang menjaga asas tranparan dan kesetaraan
yang sebenarnya?

Itulah beberapa pertanyaan yang penting untuk dijadikan refleksi dalam kaitannya
demokrasi di Indonesia dan proses-proses politik nasional

Pembicara
Prof. Dr. Ichlasul Amal, MA (Guru Besar Ilmu Politik UGM)
Dr. M. Gaffar Karim, MA (Dosen Ilmu Politik UGM)

Waktu dan Tempat
Rabu, tanggal 26 Mei 2010, pukul 08.30 – 12.00 di Ruang Seminar Lt 5 Sekolah
Pascasarjana UGM
Seminar ini Untuk umum dan gratis/tanpa dipungut biaya.

Peserta
Mahasiswa S 3, mahasiswa S 2, mahasiswa S 1 dan peminat umum berjumlah kira-kira
150 orang

Recent Posts

  • Diskusi Etnografi Kajian Budaya dan Media Soroti Arah Baru Metode Penelitian Kontemporer
  • Program Studi Kajian Budaya dan Media Bahas Dimensi Gender dalam Kekerasan dan Perdamaian
  • Program Studi Kajian Budaya dan Media Bahas Interseksionalitas Identitas Gender dalam Diskusi Media dan Gender
  • Komunitas Kandang Kebo Raih Anugerah Kebudayaan 2025 Bidang Upakarya Budaya
  • Waqf Research Roundtable Forum Tahun 2025 Penguatan Riset Wakaf untuk Pembiayaan Pembangunan Berkelanjutan: Arah, Peluang, dan Tantangan
Universitas Gadjah Mada
Sekolah Pascasarjana
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Jl. Teknika Utara, Pogung, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta, 55284
Telp. (0274) 544975, 564239
Email : sps@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju