
Program Studi Magister dan Doktor Ketahanan Nasional, Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), menyelenggarakan seminar nasional bertajuk “Revitalisasi Nilai Pancasila Dalam Memperkuat Ketahanan Ideologi, Hukum, dan Sosial Budaya Bangsa” pada Kamis (19/06). Kegiatan ini berlangsung secara daring melalui platform Zoom Meeting dan disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube, serta diikuti oleh lebih dari 200 peserta dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa, akademisi, praktisi, dan perwakilan dari Akademi TNI (AD, AL, AU) serta Akademi Kepolisian.
Seminar ini bertujuan untuk merefleksikan kondisi ideologi, hukum, dan sosial budaya bangsa Indonesia saat ini, sekaligus merumuskan langkah-langkah strategis dalam memperkuat ketahanan nasional menuju masa depan yang lebih baik.
Dalam sambutannya, Ketua Program Studi Magister dan Doktor Ketahanan Nasional UGM, Prof. Dr. Armaidy Armawi, M.Si., mengajak seluruh peserta untuk menjadikan momentum Bulan Pancasila sebagai waktu yang tepat dalam merenungkan kembali nilai-nilai dasar bangsa.
“Memasuki bulan Pancasila yang diperingati setiap 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila, marilah kita mengingat dan merefleksikan kembali Pancasila. Saat ini kita sedang menghadapi persoalan sumber daya manusia yang membuat kita harus merenung: apakah karakter bangsa kita hari ini benar-benar mencerminkan karakter Indonesia?” ujar Prof. Armaidy. Ia juga menekankan pentingnya mencintai bangsa Indonesia sebagai hasil kerja keras para pahlawan dan komitmen untuk menjaga serta memperkuat persatuan nasional.
Seminar ini menghadirkan dua pembicara utama, yakni Prof. Yudi Latif, Ph.D., mantan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), serta Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa-Putra, M.A., M.Phil., Guru Besar Antropologi UGM. Keduanya menyoroti pentingnya revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam menghadapi berbagai tantangan bangsa di era globalisasi, baik dari segi ideologi, hukum, maupun sosial budaya.
Dalam paparannya, Prof. Yudi menegaskan bahwa Pancasila perlu dipahami secara mendalam agar mampu menjalankan fungsinya sebagai sistem pemikiran yang koheren dan menjadi landasan bertindak dalam berbagai bidang kehidupan.
Sementara itu, Prof. Heddy menambahkan bahwa Pancasila dapat menjadi jembatan antara filsafat dan pandangan dunia. Ia menekankan bahwa dalam konteks kebangsaan dan kenegaraan, Pancasila masih perlu diterjemahkan ke dalam seperangkat konsep yang lebih operasional agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui seminar ini, para peserta menyimpulkan pentingnya penguatan nilai-nilai Pancasila sejak dini, baik melalui pendidikan formal maupun media lainnya, sesuai dengan jenjang dan level edukasi. Dengan demikian, nilai-nilai abstrak Pancasila dapat dipahami secara tepat dan diimplementasikan secara nyata dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Penulis: Asti Rahmaningrum