Kamis (11/07), Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa (Prodi PSPSR), Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan kuliah tamu berjudul “Wayang sebagai Tradisi Hidup: Warisan Masa Lalu, Hadiah untuk Masa Depan”. Kegiatan ini terselenggara melalui kolaborasi Prodi PSPSR dengan Cempala (Center Multidisciplinary Puppetry Arts Learning and Appreciation) dan Ullen Sentalu, serta menggandeng Pusat Kajian Filsafat Wayang, Fakultas Filsafat UGM.
Melalui kemitraan global yang dibangun Prodi PSPSR, kegiatan ini menghadirkan pembicara terkemuka yaitu Prof. Sumarsam dari Wesleyan University, Prof. Matthew Isaac Cohen dari University of Connecticut, dan Dr. G. R. Lono L. Simatupang, M.A. yang merupakan staf pengajar Prodi PSPSR. Hadir dalam kegiatan mahasiswa Prodi PSPSR serta masyarakat pelaku seni di Yogyakarta untuk mengeksplorasi keragaman budaya yang melekat dalam seni tradisional Wayang.
Kegiatan dibuka oleh sambutan dari Ketua Program Studi Doktor PSPSR, Dr. Budi Irawanto, M.A. “Prodi PSPSR sangat berbahagia berkolaborasi dengan berbagai pihak sehingga dapat terselenggaranya kegiatan ini. Sejak November tahun 2003 Wayang diakui oleh UNESCO sebagai warisan bagi kemanusiaaan. Perkembangan wayang sangat luar biasa, ada begitu banyak inovasi dan transformasi karenanya judul hari ini sangat tepat yaitu Wayang sebagai tradisi yang hidup”, ujar Budi.
Bapak Daniel Hariono dari Cempala dalam sambutannya menyampaikan bahwa Wayang tidak hanya sebagai budaya melainkan menjadi suatu ikon untuk berdiplomasi, kita akan mendapatkan banyak perspektif tentang Wayang melalui pembicara hari ini. Sebagai pembicara pertama, Prof. Sumarsam membagikan perjalanan etnografinya bertemu banyak tokoh serta menemukan artefak-artefak yang sangat inspiratif untuk dijadikan buku. Prof. Matthew Isaac Cohen, seorang antropolog teater dan pertunjukkan menyoroti bagaimana wayang berawal dari alkisah (cerita) dapat dibaca dari berbagai perspektif dan dikontekstualisasikan dengan kondisi sekarang sehingga menjadi nyata.
Perspektif berbeda disampaikan oleh Dr. Lono Simatupang mengenai materialisasi wayang dalam pergeseran teknologi serta diskusi mengenai implikasi dan peluang estetik dari pergeseran teknologi pelayaran. Kerjasama dari beberapa pihak penyelenggara kali ini merupakan sebuah langkah untuk mempertahankan seni tradisional Wayang. Melalui lensa pendidikan perlu dipastikan bahwa Wayang harus dikenali dan dirayakan sebagai warisan masa lalu serta dipertahankan kepada generasi mendatang.
Kata kunci: kemitraan global, keragaman budaya, pendidikan, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, SDGs
Penulis: Asti Rahmaningrum