Industri halal kini menjadi salah satu sektor strategis dalam pembangunan ekonomi, tidak hanya di Indonesia tetapi juga secara global. Dengan mayoritas penduduk Muslim, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat industri halal dunia.
Yogyakarta sebagai kota budaya dan pendidikan, memiliki peran penting dalam pengembangan ekonomi berbasis syariah.
Namun demikian, Pengembangan industri halal membutuhkan dukungan regulasi yang komprehensif untuk mencakup sertifikasi halal, proses traceability, serta sistem jaminan halal. Tantangan di sini adalah memastikan kebijakan yang dikeluarkan tidak tumpang tindih, dan mampu mengatasi kompleksitas industri yang beragam, mulai dari makanan hingga pariwisata halal.
Dari sisi sosial-politik, meningkatkan literasi dan kesadaran masyarakat tentang halal juga menjadi tantangan. Peran-peran Pemerintah, akademisi dan aktivis muslim harus menjalankan kampanye dan edukasi serta diplomasi halal baik di dalam maupun di luar negeri untuk.
Hal tersebut kemudian dibahas dalam diskusi Publik dan Pelantikan Pemuda ICMI, yang dilaksanakan oleh prodi S3 Perekonomian Islam dan Industri Halal Sekolah Pascasarjana UGM, pada Jumat, 18 Oktober 2024 di Auditorium Gedung Sekolah Pascasarjana UGM.
Pelantikan ICMI Muda DIY diharapkan menjadi momentum bagi para intelektual Muslim muda untuk berkontribusi dalam memajukan industri halal, memperkuat literasi halal, dan memanfaatkan inovasi digital.
Kegiatan ini bertujuan agar terwujud strategi kolaboratif antara akademisi, pelaku usaha dan pemerintah dalam membangun ekosistem industri halal yang inovatif dan inklusif. Selain itu juga membahas tantangan dan peluang dalam mengembangkan ekonomi syariah, khususnya dalam konteks industri Halal di Yogyakarta.
Kegiatan ini juga selaras dengan pelaksanaan SDGs ke 3, tentang Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDGs Nomor 16 tentang Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan yang tanggung, nomor 17 Kemitraan untuk mencapai tujuan
Penulis : Prodi Perekonomian Islam dan Industri Halal
Editor : Arni Wistriatun