Program Studi Doktor Inter-Religious Studies (IRS), Sekolah Pascasarjana UGM, menunjukkan kiprah aktifnya dalam forum internasional bergengsi The International Conference on Cohesive Societies (ICCS) 2025.
Konferensi ini diselenggarakan oleh S. Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University (NTU), dan digelar di Fairmont Ballroom, Raffles City, Singapura dan dari tanggal 24 hingga 26 Juni 2025.
Dr. Zainal Abidin Bagir, Dr. Leonard Chrysostomos Epafras, Dr. Dicky Sofjan dan Hendrikus Paulus Kaunang, M.A., sebagai delegasi dari Prodi IRS, turut hadir dalam konferensi tersebut yang menjadi wadah diskusi strategis bagi para akademisi, peneliti dan praktisi dari berbagai negara untuk mengkaji isu-isu tentang kohesi sosial dalam masyarakat multikultural.
ICCS 2025 menyoroti pentingnya membangun tatanan sosial yang damai, adil, dan inklusif di tengah tantangan global yang semakin kompleks.
Sebagai negara dengan keragaman sosial dan agama yang tinggi, Indonesia memiliki kepentingan besar dalam memperkuat studi dan praktik kohesi sosial.
Dalam konferensi ini, berbagai perspektif dan pendekatan dari lintas disiplin dipresentasikan, memberikan wawasan baru yang sangat relevan dengan pengembangan keilmuan di UGM, khususnya pada Program Studi Doktor Inter-Religious Studies.
Para delegasi melihat keikutsertaan dalam konferensi ini tidak hanya memberikan pemahaman mendalam terkait dinamika hubungan antaragama, tetapi juga menguatkan relevansi kajian akademik UGM terhadap agenda global seperti Sustainable Development Goals (SDGs).
Selain memperluas wawasan keilmuan, konferensi ICCS 2025 juga membuka peluang kemitraan strategis bagi Prodi IRS dan Sekolah Pascasarjana dengan berbagai institusi akademik dan organisasi internasional.
Dalam sejumlah pertemuan dan diskusi informal selama konferensi berlangsung, terjalin komunikasi awal mengenai potensi kerja sama dalam berbagai bentuk, seperti Kolaborasi riset dan publikasi ilmiah di bidang kohesi sosial, hubungan antar agama, dialog lintas iman dan perdamaian, Program pertukaran civitas akademika dalam skema internasional, Pengembangan program pelatihan dan seminar tematik lintas negara, Keterlibatan dalam forum dan konferensi akademik global, dan Dukungan dalam pembentukan jejaring ilmuwan yang fokus pada kawasan Asia Tenggara.
Peluang-peluang tersebut semakin mempertegas posisi UGM pada umumnya sebagai mitra strategis dalam pengembangan keilmuan lintas disiplin yang berorientasi pada perdamaian dan inklusi sosial. Potensi kolaborasi dan kemitraan ini juga diharapkan dapat memberi dampak langsung bagi penguatan kapasitas institusi, peningkatan kualitas sumber daya manusia, serta kontribusi aktif dalam diplomasi pengetahuan Indonesia di tingkat global.
Partisipasi Prodi IRS dalam ICCS 2025 merupakan perwujudan nyata dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, terutama dalam aspek pendidikan dan pengembangan jejaring internasional. Forum ini menjadi ruang yang strategis bagi para civitas akademika untuk membawa nilai-nilai toleransi, kebhinekaan, dan keadilan sosial dalam panggung wacana global. Berbagai gagasan dan peluang yang dibawa pulang dari konferensi akan segera ditindaklanjuti melalui pertemuan lanjutan dan inisiasi kerjasama konkret dengan para mitra.
UGM, melalui Program Studi Doktor Inter-Religious Studies, telah secara konsisten mendorong penguatan pendidikan lintas iman yang kontekstual dan berkelanjutan. Program-program pelatihan literasi beragama, dialog antarumat, hingga penelitian kolaboratif lintas negara merupakan bagian dari kontribusi nyata UGM dalam menciptakan masyarakat yang kohesif dan harmonis.
Dengan semangat kolaboratif dan visi global, partisipasi dalam ICCS 2025 menegaskan komitmen UGM untuk terus berperan aktif dalam membangun dunia akademik yang inklusif dan berdaya saing tinggi. Kegiatan ini menjadi langkah penting dalam menghubungkan kajian lokal dengan wacana global, serta menjembatani kerja sama lintas batas demi masa depan pendidikan dan perdamaian dunia yang lebih baik.
Kegiatan ini selaras dengan pelaksanaan SDGs nomor 4 tentang Pendidikan Berkualitas, Nomor 5 tentang Kesetaraan Gender, Nomor 10 tentang Berkurangnya Kesenjangan, Nomor 16 tentang Perdamaian dan Kelembagaan yang Tangguh, dan Nomor 17 tentang Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis : Hendrikus Paulus Kaunang
Editor : Arni W

