
Yogyakarta – Program Studi Magister Bioetika, Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, menggelar audiensi dan seminar bertajuk “Sampai mana kita wajib mempertahankan hidup?: Bioethical Case in End of Life dan Otonomi Kekerabatan” pada Jumat (14/03) melalui platform Zoom. Acara ini menghadirkan akademisi untuk membahas isu-isu terkait etika dalam pengambilan keputusan di akhir kehidupan.
Acara ini dibuka dengan perkenalan Program Studi Magister Bioetika oleh Dr. Dra. Retna Siwi Padmawati, M.A., selaku Ketua Program Studi Bioetika. Ia menjelaskan visi, misi, serta kontribusi program studi dalam pengembangan kajian bioetika di Indonesia. Selain itu, ia juga memaparkan berbagai kegiatan serta kurikulum pembelajaran di Program Studi Bioetika, yang dirancang untuk membekali mahasiswa dengan perspektif etis dan pengetahuan praktis di bidang bioetika.
Dalam sesi diskusi, hadir dua pembicara utama yang membahas perspektif bioetika terkait perawatan di fase terminal. Dr. CB Kusmaryanto, SCJ yang merupakan salah satu dosen Program Studi Bioetika UGM, menyampaikan materi tentang antara extraordinary dan ordinary treatment, yang menyoroti bagaimana batasan intervensi medis dapat dipertimbangkan secara etis dalam konteks pasien end-of-life. Sementara itu, dr. Nur Azid Mahardinata, M.Bio.Et membahas bioetika dalam ruang lingkup rumah sakit, termasuk tantangan dalam pengambilan keputusan medis yang melibatkan pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan.
Acara ini dimoderatori oleh Ns. Wahyu Dewi Sulistyarini, M.SN yang memandu jalannya diskusi agar tetap interaktif dan memberikan ruang bagi peserta untuk menyampaikan pandangan serta pertanyaan mereka. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun jejaring dan diskusi antara akademisi bioetika dengan institusi pendidikan tinggi dan rumah sakit, khususnya dalam tema end-of-life.
Selain itu, audiensi ini juga menjadi ajang sosialisasi Program Studi Magister Bioetika SPs UGM dalam rangka penerimaan mahasiswa baru Semester Gasal Tahun Akademik 2025/2026.
Dengan diselenggarakannya seminar ini, diharapkan semakin banyak akademisi, praktisi, dan masyarakat yang memahami peran penting bioetika dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam pengambilan keputusan medis yang menyangkut kehidupan manusia di fase terminal.
Penulis : Yeti Susilowati