
Pada Kamis (22/05), para pengelola Jurnal di lingkungan Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (SPs UGM) mengikuti kegiatan Sharing Session Strategi Indeksasi Jurnal Ilmiah di Scopus Tahun 2025 secara daring melalui Zoom Meeting. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Direktorat Penelitian UGM dan diikuti oleh pengelola jurnal ilmiah di lingkungan UGM, khususnya jurnal-jurnal yang telah terakreditasi SINTA 2. Saat ini, SPs UGM mengelola empat jurnal terakreditasi SINTA 2 yang berpotensi untuk diajukan ke indeksasi Scopus yaitu Jurnal Kawistara, Jurnal Kajian Seni, Jurnal Teknosains, dan Jurnal Ketahanan Nasional.
Sekretaris Direktorat Penelitian UGM, drg. Diatri Nari Ratih, M.Kes., Ph.D., Sp.KG(K), dalam sambutannya menyampaikan pentingnya pengelolaan jurnal yang profesional sebagai kunci menjaga kualitas publikasi ilmiah. “Salah satu tolak ukurnya adalah melalui pengindeksan internasional seperti Scopus. Indeksasi internasional sangat bermanfaat untuk meningkatkan reputasi institusi dan membuka peluang kolaborasi internasional,” ujarnya.
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Prof. Dr. apt. Puji Astuti, M.Sc., Editor in Chief Majalah Obat Tradisional, dan Prof. Dr. Eng. Muhammad Zudhy Irawan, S.T., M.T., Editor in Chief Journal of the Civil Engineering Forum. Jurnal yang dikelola oleh Prof. Puji telah berhasil masuk dalam pengindeks Scopus dengan peringkat Q4, sementara jurnal yang diasuh oleh Prof. Zudhy baru saja resmi terindeks Scopus pada April 2025.
Dalam paparannya, kedua narasumber membagikan pengalaman dan strategi masing-masing dalam menempuh proses pengajuan dan penerimaan jurnal ke Scopus. “Kami membutuhkan waktu empat tahun untuk mempersiapkan pengajuan Majalah Obat Tradisional ke Scopus. Sebelum akhirnya terindeks Scopus pada 2022, kami menerima banyak sekali catatan perbaikan, antara lain konsistensi penerbitan artikel sesuai fokus dan cakupan yang tercantum di laman jurnal, kualitas tabel dan gambar, bahasa inggris yang baik, serta abstrak yang jelas dan mudah dipahami,” ungkap Prof. Puji.
Sementara itu, Prof. Zudhy menekankan pentingnya ketekunan dalam pengelolaan jurnal, meskipun mengalami dua kali penolakan sebelum akhirnya diterima Scopus pada tahun ini. “Sebagai pengelola jurnal, kita harus memberikan kepastian kepada penulis secepat mungkin. Hal ini penting untuk membangun kepercayaan agar mereka bersedia mempublikasikan karya ilmiah di jurnal kita. Menjadi pengelola jurnal berarti bersedia meluangkan waktu di tengah kewajiban lain untuk fokus mengelola artikel dan memperbarui situs jurnal secara konsisten,” jelasnya.
Penulis: Asti Rahmaningrum