Prodi Ekonomi Islam dan Industri Halal (PIIH) Sekolah Pascasarjana(SPs) UGM, memberikan pendampingan Budidaya Lele dan menanam kangkung menggunakan sistem Aquaponik di Daerah Pringwulung, yang terletak di Desa Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta, dalam acara Pengabdian Masyarakat pada 18 September 2024.
Kegiatan PKM ini mempunyai dua tujuan utama, yang pertama sebagian hasil digunakan untuk meningkatkan gizi balita dan anak-anak di Posyandu setempat. Kedua, sebagian hasil panen dapat dijual kepada warga setempat, yang hasil penjualannya kemudian digunakan untuk membeli benih dan pakan bagi musim tanam dan ternak lele berikutnya.
Permasalahan utama di dusun ini, terutama dalam hal gizi balita, masih belum terselesaikan secara optimal. Posyandu yang aktif dengan 182 anak balita menghadapi tantangan dalam mempertahankan pasokan makanan bergizi yang cukup, terutama karena sumber dana berasal dari ‘jimpitan’, iuran sukarela yang jumlahnya tidak pasti.
Aquaponik adalah kombinasi antara akuakultur (budidaya ikan) dan hidroponik (budidaya tanaman tanpa tanah). Sistem ini memungkinkan air yang diperkaya oleh limbah ikan digunakan sebagai nutrisi bagi tanaman, sementara tanaman tersebut membantu menyaring air yang kemudian dikembalikan ke kolam ikan. Melalui pendekatan ini, masyarakat dapat memproduksi ikan lele yang kaya protein dan sayuran seperti kangkung secara simultan, dengan biaya yang relatif rendah dan dampak lingkungan yang minim.
Tahapan awal dari program ini melibatkan perencanaan dan pembangunan infrastruktur aquaponik di lahan kosong yang belum dimanfaatkan di samping Masjid Darut Taqwa, Padukuhan Pringwulung, Condongcatur yang menjadi pusat kegiatan masyarakat. Air wudhu dari mushola dan aliran sungai yang belum dimanfaatkan digunakan kembali sebagai bagian dari sistem irigasi, yang diolah agar dapat memenuhi kebutuhan air bagi ikan dan tanaman. Dengan demikian, sistem ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memanfaatkan sumber daya yang ada secara maksimal.
Sistem budidaya lele dan tanaman sayur keluarga (Syurga) ini memanfaatkan teknologi tepat guna dengan menggunakan air wudhu yang di-recycle atau aliran air sungai yang belum dimanfaatkan untuk mendukung sistem aquaponik, sehingga dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi peningkatan gizi balita dan keluarga di Pedukuhan Pringwulung.
Program ini tidak hanya berfokus pada aspek peningkatan gizi, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat. Dengan melibatkan ibu-ibu PKK dan pengelola Posyandu secara langsung, program ini membangun kapasitas masyarakat dalam hal keterampilan pertanian dan perikanan. Proses pembelajaran yang bersifat “learning by doing” memungkinkan masyarakat untuk lebih mandiri dalam mengelola sumber daya mereka, sehingga mereka tidak lagi bergantung sepenuhnya pada bantuan eksternal.
Dosen yang menjadi pendamping mahasiswa ini terdiri dari Dr. Reni Rosari, M.B.A, Prof. Dr. Sudjadi, M.S., Apt., Dr. John Suprihanto, MIM, serta dua mahasiswa Ragil Satria Wicaksana dan Zielhapes Fuady.
Kegiatan ini selaras dengan pelaksanaan SDGs nomor 1, Tanpa Kemiskinan, Nomor 2, Tanpa Kelaparan, Nomor 3, Kehidupan Sehat dan Sejahtera, Nomor 7, Energi Bersih dan Terjangkau, Nomor 17, Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
Penulis : Ragil Satria Wicaksana
Editor : Arni Wistriatun