Jogja (16/06/2023) Sekolah Pascasarjana UGM bekerjsama dengan PK4L UGM mengadakan kegiatan Pelatihan Pemadaman Kebakaran bagi Dosen dan Tendik SPs pada Jumat, 16 Juni 2023.
Kegiatan ini diperlukan karena selain untuk menjaga infrastruktur/Aset juga keamanan SDM di SPs dari ancaman kebakaran.
Sekolah Pascasarjana UGM bekerja sama dengan PK4L UGM untuk mengadakan pelatihan pemadaman kebakaran. Kerja sama ini merupakan salah satu bentuk kemitraan yang dapat memperkuat upaya pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Pelatihan pemadaman kebakaran bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dosen dan tenaga kependidikan SPs dalam menangani kebakaran. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan dosen dan tenaga kependidikan SPs dalam menjaga keamanan infrastruktur dan SDM di SPs dari ancaman kebakaran sejalan dengan SDGs point 17 berupa Partnerships for the goals guna peningkatan kapasitas.
Pelatihan ini dibagi dalam 2 sesi yaitu sesi pertama dengan mengikuti teori di Auditorium Lt. 5 Gd SPs, dilanjutkan dengan pembacaan Surat Tugas untuk Tim Tangguh Bencana SPs UGM, kemudian dilanjutkan dengan dengan sesi praktek yang dilasanakan di Halaman Parkir sisi barat Gd SPs.
Surat Tugas dan Nama-nama anggota Tim Tangguh Bencana, disampaikan/dibaca oleh Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Widiyanto Dwi Nugroho, , S.Hut., M.Agr, usai memberikan sambutan.
Tim Tangguh Bencana bertugas untuk 1. Memimpin prosedur evakuasi ke titik kumpul secara aman, selamat dan cepat apabila terjadi bencana sepertikebakaran/gempa bumi. ;2. Melakukan penanganan pertama pemadaman api menggunakan APAR dan Hydrant apabila terjadi kebakaran dalam skala kecil; 3. Menghubungi tim pemadam kebakaran apabila pem
adam api menggunakan APAR dan Hydrant gagal; 4. Memastikan tidak ada orang yang tertinggal di dalam bangunan terbakar.
Pada sesi teori,materi diberikan oleh Susanto, M.Sc, Kepala Sub Direktorat Kedaruratan PK4L UGM. Dalam paparannya, pemateri menyampaikan bahwa api terjadi karena adanya 3 unsur yaitu panas, bahan bakar dan oksigen. Untuk memadamkan api maka perlu memutus pasokan oksigen pada sumber api.
Usai teori, para peserta diberikan kesempatan untuk mempraktekkan teori yang telah didapat tersebut dengan didampingi oleh tim Damkar PK4L UGM.
Diawali dengan praktek memadamkan api pada gas bocor, para peserta disilakan mencoba memadamkan api dari gas yang bocor tersebut dengan menggunakan jari (telujuk) ataupun membalikkan gas untuk memadamkan.
Di sesi praktek kedua, para peserta diajarkan bagaimana memadamkan api yang menyala pada sebuah drum, dengan menutup menggunakan kain basah.
Sesi ketiga, para peserta diajarkan bagaimana menggunakan APAR, dari cara membuka APAR hingga menggunakannnya, termasuk jarak yang efektif namun cukup aman untuk memadamkan api.
Di sesi terakhir, para peserta diajarkan memadamkan api dengan menggunakan Hydrant. Pada sesi penggunakan hydrant ini peserta dibagi dalam 6 kelompok. Masing-masing kelompok dimpimpin oleh 1 orang yang bertugas memberikan komando kapan air harus dialirkan, kemudian menyemprot api pada titik yang tepat, mengecek apakah api sudah padam dan memberikan aba-aba untuk menghentikan semprotan air.(SPs/arni)