Yogyakarta, 2 Juli 2025 – Sinergi antara dunia akademik, industri, dan regulator dinilai menjadi kunci utama dalam meningkatkan mutu dan keberlanjutan pendidikan tinggi di Indonesia. Hal ini menjadi salah satu kesimpulan penting dari kunjungan studi Program Magister Manajemen Pendidikan Tinggi (MMPT) UGM ke Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV Jawa Barat dan Banten pada 24 Juni 2025 dan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (SPs UPI) pada 23 Juni 2025. Pertemuan ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga membuka ruang komparasi dua model tata kelola pendidikan tinggi pascasarjana yang berbeda namun sama-sama berorientasi pada mutu dan relevansi global.
MMPT UGM, yang diwakili oleh Ketua Program Studi Dr. rer.nat. Ir. R. Wahyu Supartono , memaparkan keunikan pascasarjana UGM yang bersifat multidisipliner. “Setiap program studi di bawah Sekolah Pascasarjana didukung oleh minimal dua hingga tiga fakultas yang berbeda,” jelas beliau , seraya menyebutkan MMPT didukung oleh delapan fakultas dari berbagai rumpun keilmuan. Berbeda dengan UPI, Sekolah Pascasarjana UGM berada langsung di bawah koordinasi Rektor, tanpa komisi atau senat akademik tersendiri , yang memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan terintegrasi. MMPT juga memiliki cita-cita besar untuk mendirikan program doktoral (S3) sebagai kelanjutan pengembangan akademik yang telah dimulai sejak lebih dari lima tahun terakhir.
Di sisi lain, SPs UPI, yang dipimpin oleh Prof. Dr. Juntika, M.Pd. , menampilkan model terpusat dalam koordinasi promosi doktor di seluruh kampus, termasuk cabang, untuk menjamin kesetaraan kualitas dan integritas ilmiah. SPs UPI menaungi 11 program studi S2 dan S3, dengan PPG sebagai yang terbesar, dan sedang menyiapkan tujuh program studi baru termasuk Ilmu Data serta Doktor Manajemen Pendidikan Tinggi & Kepemimpinan, sebagai respons terhadap kebutuhan profesional. Mereka juga mengedepankan internasionalisasi dengan menerima mahasiswa asing dan menjadi bagian dari jaringan ProSPER.Net.
Kedua institusi sama-sama menekankan pentingnya mutu publikasi ilmiah, dengan SPs UPI mewajibkan publikasi bagi mahasiswa pascasarjana dan menyediakan pendampingan komprehensif.
“Field trip ini diharapkan dapat menjadi program dalam membentuk ekosistem jejaring pembelajaran yang berkelanjutan antar perguruan tinggi, serta mampu mendorong peran aktif mahasiswa sebagai bagian dari agent of change dalam penguatan tata kelola pendidikan tinggi di Indonesia,” demikian kesimpulan dari laporan kunjungan. Praktik-praktik unggul dari SPs UPI seperti sistem pendampingan publikasi ilmiah yang komprehensif, koordinasi promosi doktor yang terpusat, serta pengembangan program studi berbasis kebutuhan masa depan, dapat menjadi rujukan penting bagi pengembangan kebijakan akademik di masa mendatang.
Penulis: Berlian Belasuni
Foto: Dok. Prodi MMPT SPs UGM

