Minat Studi Magister Pengelolaan Lingkungan (MPL) Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada melaksanakan kuliah lapangan mata kuliah Pengelolaan Ekosistem Gunung Api dibawah bimbingan dosen pengampu Dr. Rika Harini, S.Si., MP. dari Fakultas Geografi. Kuliah lapangan diikuti oleh 8 mahasiswa MPL yang dibagi menjadi 2 (dua) kelompok dengan lokasi yang berbeda yaitu Gunung Merapi di daerah Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang dilaksanakan pada 1 Juni 2024 lalu.
Latar belakang pelaksanaan kuliah lapangan memilih topik mitigasi bencana gunung api untuk memberikan pemahaman dan meningkatkan kesadaran masyarakat di sekitar area Gunung Merapi khususnya masyarakat Cangkringan mengenai dampak bencana gunung api terhadap kehidupan serta ekonomi masyarakat. Adanya ancaman bahaya bencana gunung api dan kebutuhan masyarakat yang harus terpenuhi menjadikan masyarakat harus saling berintegrasi untuk mampu memanfaatkan sumber daya lingkungan dengan tetap menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan. Pola perilaku masyarakat disekitar gunung api sangat berpengaruh dalam keseimbangan ekosistemnya.
Mahasiswa MPL melaksanakan wawancara dengan masyarakat Desa Cangkringan untuk menggali lebih dalam pola perilaku masyarakat terhadap gunung api dengan berdasarkan pada lokasi perumahan warga yang dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu wilayah lereng atas, lereng tengah, dan lereng bawah Gunung Merapi. Hasil dari wawancara terdapat perbedaan yang signifikan terkait dampak erupsi gunung api yang ditimbulkan serta evakuasi yang dilakukan saat terjadi bencana pada masing-masing bagian wilayah lereng Gunung Merapi.
Aktivitas Gunung Merapi di wilayah Cangkringan menjadi peluang sekaligus tantangan bagi masyarakat yang berada disekitarnya. Kekayaaan sumber daya alam yang terkandung didalamnya menjadi anugerah untuk memenuhi kehidupan masyarakat. Namun, tantangan Gunung Merapi ketika terjadi erupsi menyebabkan masyarakat mengalami kondisi yang tidak terelakkan terutama ketika terjadi letusan Gunung Merapi pada tahun 2010 yang menyebabkan kerugian besar. Kondisi kehidupan pasca erupsi merujuk pada berbagai aspek dengan adanya perubahan sosial-ekonomi serta konflik yang terjadi di masyarakat.
Saat ini masyarakat Cangkringan telah menyiapkan mitigasi bencana dalam menghadapi aktivitas Gunung Merapi dengan adanya pengetahuan mitigasi serta modal sosial. Adapun peralatan yang sudah disediakan seperti fasilitas Early Warning System (EWS), Program Kelurahan Siaga Bencana (KSB), emergency kit, kendaraan siaga, jalur evakuasi, dan terdapat 12 barak pengungsian dengan kapasitas 400 orang untuk setiap barak.
Kegiatan kuliah lapangan ini diharapkan mampu memberikan dampak positif kepada masyarakat dan mahasiswa mengenai mitigasi bencana, terutama dalam pengelolaan ekosistem gunung api. Hal tersebut selaras dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu pilar 3 tentang kesehatan yang baik dan kesejahteraan, pilar 4 tentang pendidikan berkualitas, dan pilar 15 tentang menjaga ekosistem darat.
Tags : pengelolaan ekosistem, gunung api, SDGs, SDG 3: kesehatan yang baik dan kesejahteraan, SDG 4: pendidikan berkualitas, SDG 15: menjaga ekosistem darat.
Penulis : Siti Muyasaroh