Yogyakarta 30 Oktober 2025 – Semangat kolaborasi dan optimisme ilmiah terasa kental di Auditorium Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Sabtu, 25 Oktober 2025. Puluhan akademisi, peneliti, dan mahasiswa dari berbagai penjuru berkumpul dalam perhelatan akbar: Seminar Nasional Bioteknologi (SNB) XI yang diselenggarakan bersamaan dengan Simposium Metabolomik Indonesia II. Mengusung tema yang sarat harapan, “Integrative Biotechnology and Metabolomics: Innovations for more Sustainable World”, acara ini menjadi wadah untuk merajut ide dan inovasi demi bumi yang lebih baik. Acara dibuka secara resmi oleh Dekan Sekolah Pascasarjana UGM, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya sinergi antar disiplin ilmu untuk menjawab tantangan global. Suasana kebersamaan semakin hangat dengan penampilan tari daerah yang memukau serta penandatanganan MoU seremonial antara UGM dan Biotis, menandai komitmen nyata untuk memperkuat jembatan antara dunia akademik dan industri.
Forum ilmiah ini menghadirkan empat pembicara kunci dengan kepakaran yang mendalam di bidangnya masing-masing. Sesi pagi, yang dimoderatori oleh Dr. Tri Rini Nuringtyas, S.Si., M.Sc., menampilkan Prof. Dr. Mohamad Rafi dari IPB University dan Prof. Dr. Abdul Rohman dari UGM. Keduanya mengupas tuntas berbagai terobosan yang relevan dengan topik pertanian, industri, dan kesehatan. Antusiasme peserta terlihat jelas dalam sesi tanya jawab yang interaktif, menunjukkan dahaga akan pengetahuan dan solusi inovatif. Memasuki sesi siang, giliran Muhammad Saifur Rohman, S.P., M.Si., M.Eng, Ph.D. dari UGM dan Prof. James P. J. Chong dari University of York berbagi panggung. Dipandu oleh Yumechris Amekan, S.Si., M.Biotech, Ph.D., sesi ini memperluas cakrawala diskusi ke ranah bioteknologi lingkungan dan metabolomik. Kehadiran pembicara internasional menegaskan bahwa semangat untuk membangun dunia yang berkelanjutan adalah panggilan universal yang melintasi batas negara.
Lebih dari sekadar panggung para pakar, SNB XI juga menjadi ajang apresiasi bagi para peneliti melalui sesi panel dan pengumuman Best Presenter di akhir acara. Hal ini menunjukkan komitmen untuk menumbuhkan ekosistem riset yang suportif dan regeneratif. Secara keseluruhan, acara ini bukan hanya menjadi ajang pertukaran gagasan ilmiah, tetapi juga sebuah perayaan harapan. Pertemuan para ahli ini menyalakan kembali kesadaran bahwa dengan hati, kesadaran, dan kolaborasi, ilmu pengetahuan dapat diramu menjadi solusi nyata untuk menciptakan dunia yang lebih lestari bagi generasi mendatang.
Penulis : Berlian Belasuni


