Tim Peneliti dari Program Studi Doktor Kajian Pariwisata melaksanakan penelitian di kawasan Borobudur pada Selasa, 8 Juli 2025. Penelitian ini berupaya untuk menggali pengalaman masyarakat lokal selama terlibat dalam pengembangan desa wisata di kawasan Candi Borobudur. Penelitian ini sangat penting untuk menganalisis kualitas pariwisata melalui sudut pandang masyarakat sebagai tuan rumah (host).
Pada kesempatan ini dilakukan focus group discussion (FGD) antara tim peneliti dengan pihak-pihak yang terlibat langsung dalam pengembangan desa wisata di kawasan Candi Borobudur. Prof. Drs. M. Mukhtasar Syamsuddin, M.Hum., Ph.D of Arts., selaku ketua tim peneliti menyampaikan bahwa saatnya sumber daya yang ada di desa wisata dikelola secara berkelanjutan oleh masyarakat lokal. Selain Tim peneliti dan mahasiswa, hadir juga pada FGD diantaranya adalah perwakilan dari Pokdarwis Desa Borobudur, Pemerintah Desa Borobudur, dan Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Borobudur.
Agus Budi Santoso selaku Direktur Balkondes Borobudur menyampaikan bahwa saat ini desa-desa di kawasan Candi Borobudur menghadapi tantangan pasca pandemi. Tantangan tersebut diantaranya adalah menurunnya jumlah wisatawan mancanegara, terjadinya kompetisi antar pelaku wisata, dan kebijakan dari pemerintah yang terkesan top down. Hal ini yang perlu menjadi perhatian bersama agar pariwisata dikembangkan secara berkelanjutan untuk peningkatan kesejahteraan sesuai dengan SDGs 3, Kehidupan sehat dan sejahtera.
Forum diskusi dan wawancara menjadi sangat penting untuk menggali lebih dalam data kualitatif dari masyarakat lokal. Lebih lanjut, Prof. Drs. M. Mukhtasar Syamsuddin, M.Hum., Ph.D of Arts., menjelaskan bahwa penelitian yang sedang dilakukan hasilnya akan digunakan untuk mengevaluasi dan memberikan rekomendasi kebijakan (policy brief) yang tepat pada pemerintah. Dosen pengampu matakuliah Filsafat Pariwisata ini menegaskan bahwa peran masyarakat lokal sangat krusial dalam mengelola sumberdaya pariwisata di desa wisata. Artinya masyarakat lokal yang paling tahu kondisi wilayahnya sehingga perlu mendapatkan kesempatan lebih dalam mengelola sumber daya pariwisata. Oleh karena itu kemitraan yang berkeadilan untuk mencapai tujuan pariwisata perlu diperhatikan (SDGs 17).
Sebagai tambahan, penelitian ini dilaksanakan melalui skema hibah penelitian Sekolah Pascasarjana 2025 dengan topik utama Transformasi Menuju Kedaulatan Pangan, Kesejahteraan, dan Perdamaian Dunia.
Penulis: Amad Saeroji, Erlina Ndaru Kuntari

