Pada tanggal 27 September 2024, Program Studi Magister Kajian Pariwisata (MKP), Sekolah Pascasarjana (SPs), Universitas Gadjah Mada (UGM), melaksanakan kegiatan kuliah lapangan di Desa Ekowisata Pancoh, yang terletak di Desa Girikerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini dipimpin oleh Dr. Ir. Muhamad, S.T., M.T., IPU., ASEAN. Eng. dan Drs. Hendrie Adji Kusworo, M.Sc., Ph.D. yang merupakan dosen pengampu mata kuliah “Pariwisata Berbasis Komunitas”.
Sebanyak 14 mahasiswa mengikuti kuliah lapangan yang bertujuan untuk mengenali dan mempelajari secara langsung di lapangan proses pengelolaan serta manajemen desa wisata yang memberikan manfaat langsung bagi masyarakat lokal. Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber: Drs. Warsito, M.Kom dari Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman dan Bapak Ngatijan, pengelola Desa Ekowisata Pancoh.
Desa Ekowisata Pancoh telah berkembang menjadi destinasi bersaing yang memiliki pesona alam pemandangan Gunung Merapi serta berbagai tumbuhan, satwa, dan geomorfologi. Desa ini sempat terdampak erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010 yang menimbulkan kerusakan parah sebelum akhirnya dibantu oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk menjadi objek wisata.
Bapak Ngatijan menyampaikan, “Dalam pengembangannya sebagai desa wisata, kami memberdayakan masyarakat sekitar dengan lima prinsip dasar yaitu lokalitas, keadilan, kemandirian, perlibatan aktif masyarakat, serta terbuka dan bertanggung jawab”.
Selama kunjungan, mahasiswa tidak hanya mendengarkan dengan seksama presentasi dari narasumber, tetapi juga terlibat dalam berbagai kegiatan. Mahasiswa berkesempatan mengunjungi kebun salak untuk melihat budidaya salak, mengamati pengelolaan kambing Etawa, dan mengikuti pelatihan pembuatan kerajinan dari anyaman bambu.
“Kuliah lapangan ini merupakan kegiatan kunjungan ke desa wisata yang memadukan wisata alam dan budaya tradisi. Wawasan yang diperoleh dari kuliah lapangan ini akan disusun dalam bentuk laporan oleh mahasiswa yang mencerminkan pengamatan dan pembelajaran mereka. Tugas ini tidak hanya memperkuat pengetahuan akademis tetapi juga mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis tentang peran pariwisata dalam pengembangan komunitas”, ujar Dr. Muhamad.
Kuliah lapangan ini menekankan keterlibatan masyarakat yang sangat dibutuhkan dalam pengembangan pariwisata. Kolaborasi dengan pemangku kepentingan lokal, seperti Dinas Pariwisata dan pengelola Desa Ekowisata Pancoh menunjukkan pentingnya kemitraan dalam mencapai tujuan pariwisata berkelanjutan. Kemitraan ini sangat penting untuk membangun kapasitas dalam komunitas dan memastikan pengembangan pariwisata bersifat inklusif dan bermanfaat bagi semua.
Data: Mery Khristanti
Penulis: Asti Rahmaningrum