Program Studi Magister Kajian Pariwisata (MKP), Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan diskusi mahasiswa pada Senin (20/05) di Ruang Kelas MKP 406, Gedung Sekolah Pascasarjana UGM Unit 1. Diskusi berjudul Cross-Cultural Understanding ini membahas budaya dan pariwisata antara negara Indonesia dengan Azerbaijan serta pemahaman antar budaya lokal Indonesia. Kegiatan ini dihadiri oleh Dr. rer. Pol. Dyah Widyastuti, S.T., M.C.P. sebagai ketua Program Studi Magister Kajian Pariwisata serta diikuti lebih dari 40 mahasiswa prodi MKP angkatan 2022 dan 2023.
Asya Mammadli, mahasiswa internasional prodi MKP angkatan 2022 yang merupakan warga negara Azerbaijan menjadi narasumber pada kegiatan diskusi. Asya mempresentasikan informasi umum dan kondisi geografi Negara Azerbaijan, kondisi ekonomi, kondisi sosial budaya serta pariwisata yang berkembang disana.
Menurut Asya, Indonesia dan Azerbaijan memiliki banyak kesamaan dalam aspek sosial budaya. Azerbaijan juga memiliki banyak kebudayaan yang masih dipertahankan hingga sekarang. Kebudayaan Azerbaijan yang masih lestari adalah musik, tarian, dan tenun karpet atau dikenal sebagai permadani Azerbaijan. Karpet Azerbaijan menampilkan banyak desain dengan cerita budaya dan sejarah yang diturunkan melalui generasi dan menjadi aset berharga keluarga.
Asya mengatakan sama halnya kebiasaan orang Indonesia yang suka minum teh, di Azerbaijan minum teh tidak hanya dianggap sebagai minuman saja melainkan melambangkan adat sosial keramahtamahan dan persahabatan. Dari segi pariwisata, Asya merekomendasikan empat tujuan jika berkunjung ke Azerbaijan yaitu Kota Gabala, Kota Ganja, Kota Lankaran, dan Kota Baku.
Dr. Dyah dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan diskusi ini dapat menjadi wadah pertukaran gagasan dan pengalaman yang dimiliki Indonesia dengan Azerbaijan. “Dengan memahami lebih dalam tentang kebudayaan dan potensi pariwisata yang ada di Azerbaijan langsung dari teman kita yang berasal dari sana, kita berharap kedepan hubungan antara kedua bangsa ini bisa semakin erat”, ujar Dyah. Hubungan kedua negara tersebut merupakan upaya untuk mendukung tercapainya SDG 17 Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Setelah menyimak pemaparan dari Asya, beberapa mahasiswa memberikan tanggapan mereka tentang Azerbaijan dan memberi komparasi dengan budaya yang ada di Indonesia. Kehadiran mahasiswa dari kedua negara memberikan perspektif yang beragam dan menarik dalam diskusi ini. Acara diskusi ditutup dengan foto bersama dan Asya memberikan beberapa cinderamata khas Azerbaijan serta sebuah buku.
Penulis: Asti Rahmaningrum
Data: Mery Khristanti