Pada hari Rabu, 7 Mei 2025, Program Kajian Budaya dan Media mengadakan workshop menarik bertajuk “Not All Meanings Are Created Equal: Narrative Techniques in Moving Image” di Ruang Sidang A, Lantai 5, Gedung Unit I Sekolah Pascasarjana. Acara ini berlangsung dari pukul 10.00 hingga 15.00 dan dihadiri oleh kurang lebih 60 peserta yang antusias untuk mendalami seluk-beluk penceritaan visual.
Sesi pertama workshop ini berfokus pada elemen-elemen penting dari narasi, termasuk karakter dan pengembangannya. Peserta diperkenalkan pada berbagai bentuk narasi yang ditemukan dalam gambar bergerak, seperti film dan iklan. Sesi ini dirancang untuk mendorong partisipasi aktif, memungkinkan peserta untuk terlibat dalam diskusi mengenai materi yang disampaikan.
Profesor Eva Warth dari Jerman menjadi pembicara utama dalam workshop ini. Keahliannya dalam teknik narasi memberikan wawasan berharga tentang bagaimana cerita dibangun dan dipersepsikan dalam media visual. Ia menekankan bahwa narasi bukan hanya tentang konten, tetapi juga tentang bagaimana narasi tersebut disajikan dan diinterpretasikan oleh audiens.
Pada sesi kedua, Profesor Eva mengajak peserta untuk menganalisis beberapa iklan dan cuplikan film. Pendekatan interaktif ini tidak hanya membuat sesi lebih dinamis tetapi juga memungkinkan peserta untuk menerapkan konsep teoritis pada contoh-contoh dunia nyata. Diskusi yang terjadi sangat hidup, dengan peserta berbagi perspektif dan interpretasi mereka.
Rizky Indra Dewangga, sebagai petugas penghubung acara sekaligus peserta, menyatakan kepuasannya terhadap pelaksanaan workshop. Ia mencatat antusiasme peserta dan menyoroti keunikan acara tersebut. “Saya berharap kita bisa mengadakan lebih banyak acara seperti ini di masa mendatang,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa, “cara Profesor Eva mendekati masalah itu unik; ia menggunakan teori klasik untuk menganalisis berbagai pertanyaan.”
Workshop ini bertujuan untuk membahas tema yang lebih luas mengenai kesetaraan pendapatan dengan mengeksplorasi bagaimana narasi dalam media visual dapat mempengaruhi persepsi dan sikap masyarakat. Dengan memahami kekuatan penceritaan, peserta didorong untuk mempertimbangkan bagaimana narasi dapat memperkuat atau menantang ketidaksetaraan yang ada. Seiring berjalannya waktu, suasana tetap ceria, dengan peserta aktif terlibat dalam diskusi dan berbagi wawasan. Lingkungan kolaboratif ini menciptakan rasa kebersamaan di antara peserta, yang disatukan oleh minat mereka dalam kajian budaya dan media.
Sebagai kesimpulan, workshop “Not All Meanings Are Created Equal” berhasil memberikan platform bagi peserta untuk mengeksplorasi teknik narasi dalam gambar bergerak. Acara ini tidak hanya memperkaya pemahaman mereka tentang penceritaan visual tetapi juga mendorong pemikiran kritis tentang implikasi narasi dalam membentuk nilai dan keyakinan masyarakat.
Program Kajian Budaya dan Media berharap dapat mengorganisir lebih banyak workshop yang mempromosikan dialog dan eksplorasi tema penting seperti kesetaraan pendapatan dan peran media dalam masyarakat.
Penulis : Khoirul Mujazanah



