Yogyakarta (29/8), dosen Program Studi Magister dan Doktor Kependudukan Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (SPs UGM), turut berkontribusi dalam kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang menjadi salah satu pilar tridharma perguruan tinggi. Diwakili oleh Dr. Umi Listyaningsih, S.Si., M.Si. dan Dr. Sri Rahayu Budiani, S.Si., M.Si. sebagai narasumber, PkM dilaksanakan di Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Kalurahan, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana Kabupaten Gunungkidul dalam kegiatan “Rapat Koordinasi Forum Umat Beragama dan Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting”.
Kegiatan ini dihadiri oleh para pejabat pemangku kepentingan, LSM, dan pemrakarsa di daerah Kabupaten Gunungkidul. Urgensi yang menjadi fokus pelaksanaan kegiatan ini yaitu adanya dasar hukum peraturan presiden dan peraturan BKKBN mengenai rencana percepatan penurunan stunting di Indonesia yang holistik, integratif, dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi, dan sinkronisasi di antara pemangku kepentingan.
Drs.Sujarwo,M.Si, Kepala Dinas DPMKP2KB Kabupaten Gunungkidul menyampaikan bahwa hasil intervensi bulan Juni 2024 yang dilakukan serentak se-DIY dengan sasaran balita menunjukkan bahwa Gunungkidul memiliki kecenderungan tertinggi sebesar 17,02% angka stunting dan melebihi target nasional sebesar 14%. Hal ini menjadi masalah serius yang harus diperhatikan oleh seluruh pihak baik masyarakat maupun pemerintah.
“Program penanggulangan stunting menjadi konsen banyak OPD dan kemitraan Pemda, namun mengapa stunting tidak kunjung turun. Satu hal yang perlu diperhatikan cara pengukuran tinggi, panjang, dan berat badan tidak mudah dan rentan menimbulkan error. Kalibrasi alat, kualitas SDM dan masyarakat perlu diperhatikan untuk mendapatkan data yang valid dan reliable. Resiko stunting beda dengan prevalensi stunting. Hubungan 2 variabel ini perlu dilihat dengan memperhatikan variabel demografi dan bentang alam” tutur Umi Listyaningsih saat memberikan paparan pada rapat tersebut.
Pemerintah dan masyarakat bekerja sama untuk menanggulangi hal tersebut dengan munculnya berbagai inovasi strategi penanganan stunting. Adapun inovasi yang dilakukan yaitu dengan pengembangan dan pemutakhiran aplikasi SIGAMONIPUS yang diinisiasi oleh Ipekabe Kabupaten Rongkop. Selanjutnya terdapat berbagai gerakan masyarakat seperti RAFATAR (Gerakan Fokus Atasi Anemia Remaja) yang diinisiasi oleh Puskesmas Gedangsari II dan Gething Padu Reti Setia (Gerakan Cegah Stunting Secara Terpadu Mulai dari Remaja Putri Sehat Tanpa Anemia) dan diinisiasi oleh Puskesmas Tepus I.
Tags : stunting, tridharma, pengabdian kepada masyarakat, inovasi dan strategi, gunungkidul, SDG 1: tanpa kemiskinan, SDG 2: tanpa kelaparan, SDG 3: kehidupan sehat dan sejahtera, SDG 4: pendidikan berkualitas, SDG 9: industri, inovasi dan infrastruktur, SDG 17: kemitraan untuk mencapai tujuan
Penulis : Siti Muyasaroh