• Tentang UGM
  • Simaster
  • Perpustakaan
  • IT Center
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
  • Beranda
  • Tentang Kami
    • Tentang Kami
    • Posisi
    • Keunggulan
    • Struktur Organisasi
    • Layanan dan Fasilitas
    • Kehidupan Kampus
    • Kontak
  • PPID
    • Informasi Publik
      • Informasi yang Wajib Disediakan dan Diumumkan secara Berkala
      • Informasi Tersedia Setiap Saat
      • Daftar Informasi Dikecualikan
    • Layanan Informasi
      • Alur dan Prosedur Permohonan Informasi
      • Alur dan Prosedur Pengajuan Keberatan atas Informasi
      • Prosedur dan Tatacara Penyelesaian Sengketa
      • Maklumat Pelayanan Informasi Publik
  • Akademik
    • Pengumuman
    • Dokumen Akademik
    • Kalender Akademik
  • Admisi
    • Program Studi
    • Beasiswa
    • Syarat Pendaftaran
    • Prosedur Pendaftaran
    • Biaya Pendidikan (UKT)
    • Registrasi
  • Kegiatan
    • Agenda
    • Berita
    • Penelitian
    • Pengabdian Masyarakat
  • Survei Layanan
  • Beranda
  • Berita
  • Interpretasi Pengelolaan Ekosistem Perairan Melalui Ekoliterasi Sungai dan Air

Interpretasi Pengelolaan Ekosistem Perairan Melalui Ekoliterasi Sungai dan Air

  • Berita
  • 28 Juni 2024, 08.15
  • Oleh: pudji_w
  • 0

Yogya (22/6), Program Studi Magister dan Doktor Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada kembali menggelar Sekolah Ekoliterasi yang merupakan bagian kedua lanjutan dari kegiatan yang sudah dilaksanakan pada 15 Juni 2024 lalu yang membahas mengenai pola pengelolaan persampahan. Pada kesempatan ini, sekolah ekoliterasi kembali menggugah mahasiswa untuk aktif berdiskusi terkait pengelolaan ekosistem perairan khususnya mengenai pengelolaan sungai dan air dengan tema “Sungai dan Air : Karakteristik, Pengelolaan, Problem dan Dampaknya, Kondisi Air dan Sungai Kita” menghadirkan narasumber Ir. Agus Prasetya, M.Eng.Sc., Ph.D. dari Fakultas Teknik UGM dengan bidang keilmuan teknik kimia dan teknis proses pengolahan air limbah.

Bertempat di Rumah Bapak Taufik Hidayat, Desa Bromonilan RT 5 RW 3 Purwomartani, Kalasan, Sleman, DI Yogyakarta, kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, terkhusus mahasiswa Program Studi Magister dan Doktor Ilmu Lingkungan. Telah banyak peraturan pemerintah serta undang-undang yang mengatur mengenai pengelolaan lingkungan terkait pelestarian ekosistem perairan namun nampaknya akan menjadi hal yang krusial untuk selalu dibahas seiring dengan berkembangnya perusahaan atau pemrakarsa serta meningkatnya jumlah yang penduduk yang berpengaruh terhadap ekosistem perairan.

Dalam paparannya, Agus Prasetya, Ph.D. menjelaskan bahwa permasalahan dalam pengelolaan sungai terkait komponen lingkungan, yaitu abiotik, biotik, dan budaya. Permasalahan abiotik dalam pengelolaan sungai di antaranya adalah pencemaran sampah, limbah, dan degradasi. Permasalahan biotik dalam pengelolaan sungai adalah biodiversitas. Pada komponen budaya atau masyarakat, permasalahan pengelolaan sungai terkait dengan kuantitas air, apakah too much (banjir), too little (kekeringan), dan too dirty (banjir, kualitas tidak memenuhi baku mutu). Contoh permasalahan pengelolaan sungai di lapangan ditunjukkan dengan fenomena banjir di Sungai Wulan, Demak tahun 2024 serta fenomena sungai menjadi tempat pembuangan sampah dan limbah, dengan yang terparah di Sungai Citarum (1 hari 1 ton sampah). Sehingga, sampah organik diharapkan tidak dikeluarkan dari rumah.

Mengingat bahwa “Nature is the best designer”, pengelolaan sungai seyogyanya memperhatikan bentuk alami dari sungai itu sendiri. Pencarian informasi dan/atau data lampau mengakomodasi hal tersebut, yaitu melalui peta kuno, foto lampau, buku dan makalah lampau, serta orang tua.

Mahasiswa saling berdiskusi dengan memberikan pertanyaan serta pandangannya mengenai proses pengelolaan ekosistem sungai dan air. Diskusi yang dibahas adalah fenomena mengenai perairan yang terjadi saat ini seperti fenomena eutrofikasi yang meningkat dan adanya enceng gondok, kondisi Sungai Pabelan yang saat ini difungsikan untuk mengendalikan lahar, sungai di Kalimantan sebagai jalur transportasi yang dimungkinkan agar erosi tidak sampai ke tubuh air, hingga diskusi mengenai air pekat yang terkena limbah tambang. Semua itu diperlukan kesadaran masyarakat untuk dapat memaksimalkan pemanfaatan sumber daya lingkungan dengan tetap menjaga kelestarian ekosistem perairan.

Tags : ekoliterasi, ekosistem perairan, SDG, SDG 4: kualitas pendidikan, SDG 6: konsumsi air bersih dan sanitasi, SDG 14: menjaga ekosistem laut

Penulis : Siti Muyasaroh

Tags: ekosistem perairan SDG 14: menjaga ekosistem laut SDG 4: Pendidikan Berkualitas SDG 6: Air Bersih dan Sanitasi Layak SDGs

Recent Posts

  • Konsinyering Kerja Sama JTTS : Finalisasi Hasil Temuan Penelitian Langkah Pengambilan Kebijakan Berkelanjutan di Sumatera
  • SPs UGM Kuatkan Tridharma Pariwisata: Prodi Doktor Kajian Pariwisata Perluas STO dan Luncurkan Buku “Manajemen Pengunjung”
  • Mahasiswa S2-S3 Ilmu Ketahanan Nasional SPs UGM Ikuti Bootcamp Penguatan Tesis dan Disertasi
  • Prof. Armaidy Armawi Paparkan Astropolitik dan Ketahanan Nasional pada Senastindo VII AAU 2025
  • Prodi S3 Kependudukan dan BRIN Tinjau Arah Penelitian Strategis, Perkuat Kerja Sama Bidang Kolaborasi Riset
Universitas Gadjah Mada
Sekolah Pascasarjana
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Jl. Teknika Utara, Pogung, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta, 55284
Telp. (0274) 544975, 564239
Email : sps@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju