• Tentang UGM
  • Simaster
  • Perpustakaan
  • IT Center
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
  • Beranda
  • Tentang Kami
    • Tentang Kami
    • Posisi
    • Keunggulan
    • Struktur Organisasi
    • Layanan dan Fasilitas
    • Kehidupan Kampus
    • Kontak
  • PPID
    • Informasi Publik
      • Informasi yang Wajib Disediakan dan Diumumkan secara Berkala
      • Informasi Tersedia Setiap Saat
      • Daftar Informasi Dikecualikan
    • Layanan Informasi
      • Alur dan Prosedur Permohonan Informasi
      • Alur dan Prosedur Pengajuan Keberatan atas Informasi
      • Prosedur dan Tatacara Penyelesaian Sengketa
      • Maklumat Pelayanan Informasi Publik
  • Akademik
    • Pengumuman
    • Dokumen Akademik
    • Kalender Akademik
  • Admisi
    • Program Studi
    • Beasiswa
    • Syarat Pendaftaran
    • Prosedur Pendaftaran
    • Biaya Pendidikan (UKT)
    • Registrasi
  • Kegiatan
    • Agenda
    • Berita
    • Penelitian
    • Pengabdian Masyarakat
  • Survei Layanan
  • Beranda
  • Berita
  • Etika Bermedia Sosial

Etika Bermedia Sosial

  • Berita
  • 20 Maret 2025, 14.42
  • Oleh: pudji_w
  • 0

Netiquette atau etika berinternet diawali dengan pemahaman bahwa interaksi di ruang maya merupakan interaksi antar manusia yang memiliki batasan dan etika yang berlaku. Apa yg boleh dilakukan apa yg tidak boleh dilakukan.

Boundary atau batasan terkait dengan perlindungan terhadap fisik, emosional, mental dan sosial akan berjalan jika kita tidak  mencampuri urusan orang lain. Hal positif dari bermain media sosial antara lain  dapat mewujudkan tujuan, ingin dikenal sebagai apa.

Hal tersebut disampaikan oleh Farchan Noor Rachman, salah satu Narasumber dalam acara Workshop Etika dan Dampak Komunikasi Digital: Menggunakan Kreativitas untuk Kebaikan” yang diselenggarakan oleh Sekretariat Universitas pada Kamis, 13 Maret 2025 di R. Multimedia 1 Lt. 3 Gd Pusat UGM sayap utara.

Menurut Farchan, dalam etika media sosial di organisasi tidak akan terlaksana jika warned dari individu tidak terjadi dengan baik. Sebagai contoh kasus, oknum pegawai yang menghina salah satu pengguna jasa layanan kesehatan, juga oknum aparat yang saling berdebat dan berakhir saling menantang untuk berkelahi. Itu sebenernya bisa diminimalisir jika kedua individu mempunyai kesadaran penggunaan medsos.

Farhan menambahkan, tiga prinsip dalam bermedia sosial, yaitu menerapkan nilai etika yang sama baik secara offline dan online, mengakui perbedaan budaya, dan menolak perundungan.

Sedangkan dalam berfiksasi informasi Farhan menyampaikan pastikan aspek sumber informasi, pastikan kebenaran konten dan pastikan kontek tempat, waktu dan latar belakang.

Hal yang tidak kalah penting menyikapi dalam bermedsos adalah, bahwa konten medsos memiliki kemungkinan benar dan salah, yang baik belum tentu benar dan yang benar belum tentu bermanfaat.

Farhan juga menambahkan hal-hal yang  perlu dihindari dalam bermedsos, yang pertama mengunggah konten hoax,  kedua kemudian memberikan like, share konten pornografi, radikalisme, terorisme, pelecehan, diskriminasi serta  isu sara.

Ketiga mengunggah informasi rahasia tentang pekerjaan rahasia negara dan informasi non publik lainnya, dan larangan bermedsos yang keempat adalah mengunggah konten saat perjalanan dinas.

Senada dengan Farhan, Mochamad Ryan Saputra juga menyampaikan dua hal positif dan negatif dalam bermedsos. Hal positifnya adalah kemudahan akses dan informasi tanpa kesenjangan. Sisi negatifnya memungkinkan perilaku negatif seperti cyberbullying

Sementera itu dr. Tirta, juga salah satu narasumber dalam acara tersebut menyampaikan dopamin booster effect and social media addictive. Media sosial dapat memberikan satisfying effect melalui notifikasi, like dan comment yang memicu pelepasan dopamin . Efek dopamin sendiri memiliki keterkaitan yang kuat dengan rasa senang dan puas Dopamin booster, like, share, komen, jika rendah bisa stres. Hormon kortisol yang naik jika tres.

Workshop ini diikuti oleh perwakilan tendik dari fakultas dan sekolah di UGM. Workshop ini sekaligus impelementasi dari SDGs nomor 4 tentang Pendidikan Berkualitas, Nomor 8, Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, Nomor 16 tentang perdamaian Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh dan Nomor 17 tentang Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis : Arni W

Tags: SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan SDG 4: Pendidikan Berkualitas SDG 5: Kesetaraan Gender SDG 8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi SDG 9: Industri Inovasi dan Infrastruktur

Recent Posts

  • Konsinyering Kerja Sama JTTS : Finalisasi Hasil Temuan Penelitian Langkah Pengambilan Kebijakan Berkelanjutan di Sumatera
  • SPs UGM Kuatkan Tridharma Pariwisata: Prodi Doktor Kajian Pariwisata Perluas STO dan Luncurkan Buku “Manajemen Pengunjung”
  • Mahasiswa S2-S3 Ilmu Ketahanan Nasional SPs UGM Ikuti Bootcamp Penguatan Tesis dan Disertasi
  • Prof. Armaidy Armawi Paparkan Astropolitik dan Ketahanan Nasional pada Senastindo VII AAU 2025
  • Prodi S3 Kependudukan dan BRIN Tinjau Arah Penelitian Strategis, Perkuat Kerja Sama Bidang Kolaborasi Riset
Universitas Gadjah Mada
Sekolah Pascasarjana
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Jl. Teknika Utara, Pogung, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta, 55284
Telp. (0274) 544975, 564239
Email : sps@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju