
Dalam langkah signifikan untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan mengadopsi solusi digital, Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan (PKP) Sekolah Pascasarjana UGM bekerja sama dengan Fakultas Pertanian UGM dan University of Passau mengadakan workshop yang dilaksanakan pada Rabu, 19 Februari 2025 di Hotel Santika Premiere. Workshop ini bertujuan untuk mempromosikan adopsi platform “Lentera DESA” di kalangan petani milenial dan penyuluh pertanian. Program ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk memodernisasi pertanian di Indonesia.
Prof. Dr. Michael Grimm dari University of Passau menyoroti dua manfaat utama dari platform “Lentera DESA”. Di satu sisi, penyuluh dapat memanfaatkan alat digital ini untuk mengadakan sesi pelatihan yang lebih efisien, sementara di sisi lain, petani milenial dapat mengakses informasi penting mengenai praktik pertanian dan pembaruan cuaca. Akses ini diharapkan dapat secara signifikan meningkatkan teknik bertani mereka dan produktivitas secara keseluruhan.
Tujuan utama dari workshop ini adalah untuk mendiskusikan relevansi platform dan mempersiapkan intervensi yang dijadwalkan pada bulan Maret 2025. Tindak lanjut dari workshop ini akan dilakukan pada bulan September, dengan survei lain direncanakan untuk awal tahun depan guna menilai dampak pelatihan dan adopsi platform.
Alia Bihrajihant Raya, S.P., M.P., Ph.D., ketua program studi Doktor Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan, memberikan wawasan tentang platform “Lentera DESA”, menjelaskan perjalanannya sejak awal. Dia mencatat bahwa penggunaan platform ini di kalangan petani senior masih relatif rendah, terutama dalam hal mengingat, memahami, dan menerapkan informasi yang diberikan. Hal ini menunjukkan perlunya pelatihan yang ditargetkan untuk petani milenial dan penyuluh.
Di tengah workshop salah seorang penyuluh bernama Laila, mengungkapkan harapannya terhadap program “Lentera DESA”. Dia menekankan pentingnya pemantauan secara berkala untuk memastikan bahwa platform ini berfungsi sebagai referensi yang dapat diandalkan bagi petani dan penyuluh dalam usaha pertanian mereka.
Workshop ini menampilkan beberapa presentasi kunci. Topik pertama, yang disampaikan oleh Dr. Leonard Chrysostomos, berfokus pada urgensi digitalisasi bagi petani milenial dan penyuluh di Indonesia. Dia menekankan bahwa mengadopsi alat digital sangat penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan memastikan praktik yang berkelanjutan. Topik kedua yang disampaikan oleh Shofyan Adi Cahyono, S.P., seorang petani milenial sekaligus pemilik Sayur Organik Merbabu (SOM) membahas implementasi metode pelatihan online dan offline. Dia menyoroti tantangan yang dihadapi oleh petani di Indonesia, menekankan bahwa pertanian modern tidak hanya memerlukan keterampilan bertani tetapi juga kemampuan kewirausahaan. Perubahan pandangan ini untuk melihat pertanian sebagai bisnis sangat penting untuk masa depan pertanian di negara ini.
Topik ketiga disampaikan oleh Prof. Jamhari, S.P., M.P. dari Fakultas Pertanian UGM menyampaikan terkait pentingnya manajemen agribisnis atau catatan usaha tani untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pertanian. Topik terakhir ditutup dengan materi yang disampaikan oleh Anita Windrati Syarifuddin, S.P., M.M.A. kepala UPTD BPSDMP DIY mengenai kesiapan adopsi teknologi melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan.
Saat workshop berakhir, peserta meninggalkan acara dengan semangat dan komitmen baru untuk memanfaatkan platform digital seperti “Lentera DESA” untuk meningkatkan praktik pertanian. Kolaborasi antara petani milenial dan penyuluh diharapkan dapat mendorong inovasi dan mendorong pengembangan pertanian yang berkelanjutan di Indonesia.
Penulis : Khoirul Mujazanah