Yogyakarta, 1 Desember 2025 — Program Studi Kajian Budaya dan Media (KBM), Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, menyelenggarakan Diskusi Etnografi dengan menghadirkan Dr. Vidhyandika Djati Perkasa, M.Sc. sebagai narasumber. Kegiatan yang berlangsung di Ruang 307 Gedung Sekolah Pascasarjana ini menjadi bagian dari agenda rutin untuk memperkuat kemampuan metodologis mahasiswa pascasarjana, khususnya dalam memahami perkembangan metode etnografi dalam penelitian sosial dan budaya.
Diskusi ini merupakan rangkaian dari dua sesi yang digelar pada 28 November dan 1 Desember 2025. Setelah sesi pertama mengulas New Ethnography, sesi kedua mengajak peserta menyelami arah baru etnografi melalui pendekatan reflektif yang berkembang dalam beberapa dekade terakhir. Pendekatan ini dinilai penting untuk menjawab kompleksitas fenomena sosial serta tantangan representasi budaya di masyarakat kontemporer.
Dalam pemaparannya, Dr. Vidhyandika menekankan bahwa perubahan paradigma dalam metode kualitatif menuntut peneliti untuk lebih sadar posisi, reflektif, serta memberi ruang bagi pengalaman personal dalam riset. Ia menjelaskan bahwa dinamika sosial, politik, dan budaya saat ini membutuhkan metode penelitian yang tidak hanya mendeskripsikan objek, tetapi juga membaca relasi kuasa dan struktur sosial yang melingkupinya. “Etnografi bukan sekadar hadir di lapangan, mencatat, dan pergi. Ia menuntut tanggung jawab, kesadaran, serta keterlibatan yang jujur antara peneliti dan masyarakat yang diteliti,” ujarnya, menegaskan pentingnya etika dan pembaruan metodologis dalam penelitian kualitatif.
Antusiasme mahasiswa terlihat dari diskusi interaktif yang terbangun sepanjang sesi. Banyak peserta menyampaikan bahwa pendekatan etnografi kontemporer membantu mereka merumuskan penelitian yang lebih dekat dengan pengalaman personal namun tetap memiliki kontribusi akademik yang kuat. Bagi mahasiswa KBM yang kerap meneliti isu budaya media, identitas, gender, dan dinamika sosial, metode ini memberi ruang eksplorasi yang lebih luas dan relevan. Pendekatan reflektif juga dinilai memperkuat pemahaman terkait batas-batas etika penelitian, terutama dalam konteks masyarakat rentan atau wilayah konflik, di mana keterlibatan peneliti menjadi bagian penting dari proses ilmiah.
Pihak Program Studi KBM UGM menyampaikan bahwa penyelenggaraan Diskusi Etnografi merupakan upaya berkelanjutan untuk memperkaya wawasan metodologis mahasiswa. Perubahan sosial yang cepat, berkembangnya isu-isu budaya, serta tantangan membaca ruang digital menuntut metode penelitian yang adaptif dan mutakhir. KBM berkomitmen menghadirkan akademisi dan peneliti berkompeten untuk memperkuat tradisi akademik yang kritis, reflektif, dan responsif terhadap perkembangan keilmuan.
Diskusi ditutup dengan harapan bahwa mahasiswa terus mengeksplorasi metode sesuai kebutuhan riset masing-masing, serta mengembangkan kepekaan akademik dalam membaca fenomena sosial. Diskusi Etnografi diharapkan menjadi program berkelanjutan yang memperkaya khazanah ilmu sosial dan budaya di Sekolah Pascasarjana UGM.
Penulis: Khoirul Mujazanah

