• Tentang UGM
  • Simaster
  • Perpustakaan
  • IT Center
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
  • Beranda
  • Tentang Kami
    • Tentang Kami
    • Posisi
    • Keunggulan
    • Struktur Organisasi
    • Layanan dan Fasilitas
    • Kehidupan Kampus
    • Kontak
  • PPID
    • Informasi Publik
      • Informasi yang Wajib Disediakan dan Diumumkan secara Berkala
      • Informasi Tersedia Setiap Saat
      • Daftar Informasi Dikecualikan
    • Layanan Informasi
      • Alur dan Prosedur Permohonan Informasi
      • Alur dan Prosedur Pengajuan Keberatan atas Informasi
      • Prosedur dan Tatacara Penyelesaian Sengketa
      • Maklumat Pelayanan Informasi Publik
  • Akademik
    • Pengumuman
    • Dokumen Akademik
    • Kalender Akademik
  • Admisi
    • Program Studi
    • Beasiswa
    • Syarat Pendaftaran
    • Prosedur Pendaftaran
    • Biaya Pendidikan (UKT)
    • Registrasi
  • Kegiatan
    • Agenda
    • Berita
    • Penelitian
    • Pengabdian Masyarakat
  • Survei Layanan
  • Beranda
  • Berita
  • Aksi Nyata Sekolah Pascasarjana UGM: Prodi MMB Dorong Solusi Air dan Ketahanan Pangan melalui Pemanenan Air Hujan

Aksi Nyata Sekolah Pascasarjana UGM: Prodi MMB Dorong Solusi Air dan Ketahanan Pangan melalui Pemanenan Air Hujan

  • Berita
  • 19 Juni 2025, 08.37
  • Oleh: pudji_w
  • 0

Gunungkidul, 04 Juni  2025 – Krisis air bersih dan ancaman terhadap ketahanan pangan kini menjadi persoalan global yang semakin mendesak. Perubahan iklim, degradasi lingkungan, dan peningkatan populasi memicu keterbatasan akses air layak konsumsi dan pangan yang cukup terutama di wilayah rentan seperti Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tim pengabdian masyarakat UGM yang terdiri dari dosen Program Studi Magister Manajemen Bencana (MMB) Sekolah Pascasarjana UGM yaitu Dr. Retnadi Heru Jatmiko, M.Sc. dan Dr. Dina Ruslanjari, M.Si., bersama mahasiswa diantaranya Muhammad Irfan Nurdiansyah, Nabilla Auriel Fajarian, dan Silfani, melaksanakan program penguatan ketahanan air dan pangan berbasis masyarakat. Pemasangan sistem pemanenan air hujan dilakukan di rumah Bapak Harmoko, warga Dusun Pakel RT 1 RW 2, Kelurahan Tepus, Kapanewon Tepus, Gunungkidul.

Dr. Retnadi, selaku ketua tim pengabdian, menekankan bahwa program ini bukan hanya intervensi teknis, tetapi bagian dari transformasi sosial dan lingkungan. “Kami ingin menunjukkan bahwa solusi terhadap bencana ekologis seperti kekeringan dan krisis pangan tidak harus selalu kompleks. Melalui pemanenan air hujan yang sederhana namun efektif, kita bisa memperkuat resiliensi masyarakat dari bawah,” ujarnya

Kegiatan ini juga melibatkan kolaborasi dengan Sri Wahyuningsih, pendiri Komunitas Banyu Bening, yang telah mengembangkan teknologi elektrolisis air hujan agar layak konsumsi. Dalam sesi sosialisasi kepada warga, Sri menjelaskan bahwa sebagian besar masyarakat Tepus telah memanen air hujan, tetapi masih secara tradisional dan kurang higienis. “Kami hanya ingin air hujan yang selama ini turun percuma, bisa dikembalikan sebagai sumber kehidupan, layak minum, sehat, dan berkelanjutan,” ucapnya.

Hasil uji TDS (Total Dissolved Solids) menunjukkan air hujan yang telah diproses melalui alat Banyu Bening memiliki TDS hanya 15 ppm, dibandingkan air hujan tampungan tradisional warga (51–59 ppm) dan air PAM lokal (229 ppm). Ini membuktikan bahwa dengan teknologi yang tepat guna, air hujan dapat memenuhi standar Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 dan layak dikonsumsi.

Bagi mahasiswa MMB UGM, program ini menjadi ruang belajar secara langsung tentang implementasi manajemen risiko bencana secara riil. “Kami belajar memahami tantangan riil di lapangan. Di tengah isu global ketahanan pangan dan air, kami melihat sendiri bahwa masyarakat seperti di Gunungkidul butuh dukungan dalam bentuk teknologi sederhana yang bisa mereka kelola sendiri”, ujar Muhammad Irfan Nurdiansyah, pria yang akrab disapa Cak Irfan.

Program ini akan berlanjut hingga akhir tahun 2025 dengan serangkaian pelatihan, monitoring, dan publikasi ilmiah. Dengan semangat keberlanjutan dan replikasi, model ini diharapkan dapat diterapkan di wilayah-wilayah rawan kekeringan lainnya di Indonesia.

Penulis: Silfani, Irfan dan Nabila cs

Editor : Siti Muyasaroh

Tags: gunungkidul kesejahteraan masyarakat ketahanan pangan mitigasi bencana SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim SDG 2: Tanpa Kelaparan SDG 4: Pendidikan Berkualitas SDG 6: Air Bersih dan Sanitasi Layak

Recent Posts

  • Konsinyering Kerja Sama JTTS : Finalisasi Hasil Temuan Penelitian Langkah Pengambilan Kebijakan Berkelanjutan di Sumatera
  • SPs UGM Kuatkan Tridharma Pariwisata: Prodi Doktor Kajian Pariwisata Perluas STO dan Luncurkan Buku “Manajemen Pengunjung”
  • Mahasiswa S2-S3 Ilmu Ketahanan Nasional SPs UGM Ikuti Bootcamp Penguatan Tesis dan Disertasi
  • Prof. Armaidy Armawi Paparkan Astropolitik dan Ketahanan Nasional pada Senastindo VII AAU 2025
  • Prodi S3 Kependudukan dan BRIN Tinjau Arah Penelitian Strategis, Perkuat Kerja Sama Bidang Kolaborasi Riset
Universitas Gadjah Mada
Sekolah Pascasarjana
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Jl. Teknika Utara, Pogung, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta, 55284
Telp. (0274) 544975, 564239
Email : sps@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju