Pada 12 Agustus 2024, Sekolah Pascasarjana (SPs) dan Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan upacara pembukaan konferensi berjudul “The 5th Asian Trans Disciplinary Karst Conference” di Auditorium Lantai 5, Gedung Sekolah Pascasarjana UGM. Konferensi ini mempertemukan peneliti, pemerhati, dan praktisi karst dari berbagai negara yaitu Austria, Belgia, Brazil, China, Kroasia, Italia, Jepang, Laos, Myanmar, Malaysia, Filipina, Vietnam, Senegal, Slovenia, Spanyol, Inggris, Amerika Serikat, dan Indonesia.
Ahli Karst Fakultas Geografi UGM, Prof. Dr. Eko Haryono, M.Si. dalam sambutannya mengatakan, “Ini merupakan Konferensi Karst kelima setelah terakhir kali diselenggarakan pada 2019 sebelum pandemi Covid-19 di Filipina. Konferensi empat tahunan ini bertujuan untuk mempromosikan pengetahuan Karst di kawasan Asia dan Asia Tenggara”. Mayoritas sebagai negara berkembang, Benua Asia memiliki puluhan juta masyarakat yang tinggal dan hidup di kawasan karst. Karst di Benua Asia memelihara mata pencaharian, air mengalir, dan tanaman untuk memastikan keberlanjutan kehidupan mereka. Konferensi ini dapat membuka kesadaran pentingnya perencanaan pembangunan ekosistem karst untuk menjaga keanekaragaman hayati serta berperan dalam sistem manajemen bencana.
Tahun ini Konferensi Karst diikuti 96 peserta terdiri dari 46 peserta dari luar negeri dan 40 peserta dari dalam negeri, 35 pembicara dan penyampai, serta menyelenggarakan 6 simposium yaitu Simposium Hidrologi dan Hidrogeologi Karst; Keanekaragaman Hayati Karst dan Gua; Aspek Politik dan Sosial Budaya Karst; Pengelolaan Karst dan Gua; Geomorfologi Karst dan Geologi, Speleologi Fisik; serta Survei Karst Gua dan Laporan ekspedisi.
“Peneliti, pemerhati, praktisi merupakan sumber daya yang sangat berharga bagi pengembangan dan perlindungan Gua dan Karst. Sangat penting untuk menyatukan mereka dari berbagai komunitas gua dan karst untuk berbagi pengalaman, wawasan, pengetahuan, serta saling meningkatkan kesadaran dan berkontribusi dalam perlindungan ekosistem gua dan karst di benua Asia maupun secara global. Terima kasih kepada panitia yang membuat konferensi ini dapat berlangsung.” ujar Dekan SPs UGM, Prof. Ir. Siti Malkhamah, M.Sc., Ph.D. yang menjadi pembuka konferensi.
Kata kunci: perlindungan ekosistem, negara berkembang, perencanaan pembangunan, manajemen bencana SDG 6: Air Bersih dan Sanitasi Layak, SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan, SDG 11: Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan.
Penulis: Asti Rahmaningrum