Percepatan pembangunan kepariwisataan untuk penanggulanan kemisikinan di Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat dan Sumba Barat Daya memerlukan kerjasama multipihak.
Untuk merealisasikan hal tersebut perlu mempertemukan berbagai pemangku kepentingan yang meliputi pengambil kebijakan, pemerhati, pembelajar dan pelaku kegiatan pariwisata untuk dapat saling berbagi informasi dan pengetahuan guna merumuskan kebijakan di bidang pariwisata.
Merespon hal tersebut, SPs melalui Program Studi Kajian Pariwisata mengadakan Semiloka dengan tema Percepatan Pembangunan Kepariwisataan untuk Penanggulangan Kemiskinan di Pulau Sumba, pada Selasa 13/12 di Ruang Seminar Lt. 5 Gd. SPs.
Dalam acara Semiloka yang dilaksanakan selama dua hari ini, 13 dan 14 Desember, juga sekaligus dilaksanakan acara penandatanganan Nota Kesepahaman antara UGM dengan Pemerintah NTT di hari pertama.
Dekan SPs UGM, Prof. Ir. Siti Malkhamah, M.Sc., Ph.D menyambut gembira acara Semiloka yang dilanjutkan dengan Sidang Pleno ini, dan berharap agar acara ini dapat menghasilkan sesuatu yang dapat bermanfaat dalam perencanaan pariwisata di NTT sesuai dengan visi misi Gubernur NTT.
Dekan juga menyampaikan “Pariwisata yang kita kembangkan, selalu berusaha untuk menjadi pariwisata yang berkelanjutan, dengan tetap memperhatikan selain dari segi lingkungan, juga
ekonomi, sosial, sehingga dari semua aspek ini, nanti pariwisata bisa berkembang, bisa diteruskan ke generasi penerus, dan tidak terdegradasi. “terangnya.
Turut hadir secara daring melalui Zoom, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, dan memberikan sambutan dengan memberikan gambaran kerjasama yang mungkin dilakukan. “Saya kira ini menjadi langkah penting bagi bangsa kita untuk dapat memaksimalkan sumber daya yang ada, termasuk sektor pariwisata.” katanya.
“NTT kalau saya katakan adalah New Tourist Territory, dalam artian saya ingin NTT dengan sejuta keindahan alam dan budayanya bisa menjadi salah satu destinasi wisata terkenal bagi turis lokal dan internasional,” tambahnya
Sementara itu, Gubernur NTT, Dr. Viktor Bungtilu Laiskodar, S.H., M.Si menyoroti pentingnya unsur Awarness dalam Sistem Rantai Nilai Industri Pariwisata.
Dalam sambutannya, Viktor menyampaikan “Saya mendorong agar awareness diperluas tidak hanya sampai hospitality. Awareness mampu menyejahterakan dan memandirikan masyarakat NTT. Kebijakan yang dibuat harus melibatkan seluruh elemen, perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat. Mindset bahwa wisatawan mancanegara mendominasi adalah salah. Kita patut berbangga apabila wisatawan adalah orang Indonesia itu sendiri. Promosi diperkuat dalam negeri, budayakan produk-produk dalam negeri.” Katanya.
Usai penyampaian materi dari Keynote, siang harinya dilaksanakan sidang pleno dengan para pembicara Bupati Sumba Timur, Bupati Sumba Barat Daya, Bupati Sumba Barat yang diwakili oleh Kepala Bappeda, Bupati Sumba Tengah diwakili oleh Asisten 2 Setda, dan Bupati Gunung Kidul.
Di hari kedua, acara semiloka dilaksanakan dengan studi banding ke Wisata Gunung Purba Nglanggeran, Gunung Kidul.(SPs/arni)