
Yogyakarta, 11 November 2025 — Sesi terakhir Leadership Day yang diselenggarakan Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (SPs UGM) melalui program Magister dan Doktor Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan (MDKIK) bersama Keluarga Alumni Magister dan Doktor Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan (Kapimgama) menghadirkan talkshow bertema “Youth Leadership: Empowering the Next Generation” yang menjadi wadah refleksi dan inspirasi bagi generasi muda untuk memahami esensi kepemimpinan di era disrupsi.
Sesi ini menghadirkan dua narasumber yang mewakili dua dunia berbeda namun memiliki semangat yang sama: Pramudya Iriawan Buntoro, Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, dan Willy Sakareza dari Direktur Traveloka Indonesia.
Moderator membuka diskusi dengan pertanyaan kunci tentang keterampilan atau karakter apa yang wajib dimiliki oleh generasi muda agar mampu menjadi pemimpin yang relevan, berdampak, dan berkeadilan. Menanggapi hal itu, Pramudya Iriawan Buntoro menjelaskan bahwa generasi muda hari ini hidup di tengah perubahan yang serba cepat dan menuntut kemampuan beradaptasi serta berkomunikasi secara efektif. “Generasi yang serba cepat dan teknologi bagi leader membutuhkan keterampilan adaptasi dan mendengar atau komunikasi sehingga dapat membangun engagement,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa keberhasilan kepemimpinan di era lintas generasi juga bergantung pada kemampuan memahami perbedaan karakter antar angkatan. “Gen X kerja keras bertemu dengan Gen Z yang penuh ide tapi bingung,” ujarnya dengan nada reflektif, menggambarkan dinamika yang sering terjadi di tempat kerja saat ini.
Sementara itu, Willy Sakareza dari Traveloka menuturkan bahwa karakter utama yang dibutuhkan pemimpin generasi baru mencakup critical thinking, kreativitas, dan ketahanan diri. “Rata-rata pegawai Traveloka berusia 28 tahun dengan karakter yang dilihat adalah critical thinking, endurance, dan creativity — problem solver baik secara mandiri maupun tim,” jelasnya.
Ia juga memberikan pengalaman menarik tentang bagaimana perusahaan memercayai anak muda untuk mengambil tanggung jawab besar sejak dini. “Ada anak magang yang mendapat tawaran pekerjaan lain,” katanya sambil menekankan bahwa peluang seperti itu menunjukkan pentingnya memberi ruang bagi generasi muda untuk belajar dan berkembang.
Melalui dialog yang terbuka dan inspiratif, kedua narasumber sepakat bahwa kepemimpinan masa depan tidak lagi ditentukan oleh usia atau jabatan, tetapi oleh kemampuan untuk terus belajar, beradaptasi, dan berkolaborasi dengan nilai-nilai kemanusiaan. Sesi talkshow ini menegaskan bahwa generasi muda adalah pilar penting bagi keberlanjutan kepemimpinan bangsa. Mereka tidak hanya dituntut untuk berpikir kritis dan inovatif, tetapi juga memiliki empati serta kepekaan terhadap perubahan sosial.
Dengan semangat Leadership Day 2025, Sekolah Pascasarjana UGM melalui Program Magister dan Doktor Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan (MDKIK) kembali menegaskan peran pentingnya dalam menyiapkan pemimpin muda yang adaptif, kolaboratif, dan berorientasi pada masa depan — pemimpin yang tidak hanya siap menghadapi tantangan, tetapi juga menciptakan peluang untuk perubahan yang bermakna.
Penulis : Naufal Sabda Auliya dan Rosyida Indah Mawarni
Editor: Arfikah Istari
Tags SDGS: SDGs ke-16: Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh dan SDGs ke-17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan