
Yogyakarta, 11 November 2025 – Perspektif segar tentang kepemimpinan di era transformasi digital juga disampaikan melalui keynote speech ketiga di Leadership Day 2025 yang diselenggarakan oleh Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (SPs UGM) melalui program Magister dan Doktor Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan (MDKIK) bersama Keluarga Alumni Magister dan Doktor Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan (Kapimgama). Keynote speech dengan tema “Digital Leadership: Empowering Collaboration and Innovation for Indonesia’s Future” disampaikan oleh Raden Wijaya Kusumawardhana, Staf Ahli Bidang Sosial, Ekonomi, dan Budaya Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Dalam pemaparannya, Raden Wijaya menekankan bahwa kepemimpinan digital bukan semata tentang kemampuan menguasai teknologi, tetapi tentang cara menggunakannya untuk memperkuat kolaborasi, memperluas inklusivitas, dan melahirkan inovasi yang berdampak nyata bagi masyarakat. “Kepemimpinan digital adalah tentang membangun koneksi, bukan sekadar konektivitas; tentang memberdayakan, bukan sekadar mengendalikan,” ujarnya membuka sesi.
Ia menyoroti bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk memimpin di tengah arus digitalisasi global, asalkan kepemimpinan yang dikembangkan berorientasi pada nilai kemanusiaan. Dalam konteks ini, ia mengapresiasi peran Universitas Gadjah Mada yang telah melahirkan banyak pemimpin visioner, termasuk pemimpin perempuan di berbagai sektor. “UGM adalah contoh nyata bagaimana kampus dapat melahirkan pemimpin yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga sensitif terhadap isu sosial dan kesetaraan,” tuturnya.
Dalam kerangka kebijakan nasional, Raden Wijaya menguraikan strategi membangun ekosistem digital yang inklusif dan berkeadilan, yang berfokus pada empat prioritas utama:
- Infrastruktur digital yang merata, termasuk memperluas akses hingga wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
- Penguatan talenta digital perempuan, melalui program beasiswa dan AI Talent Factory untuk melahirkan lebih banyak digital leaders.
- Peningkatan inovasi dan kewirausahaan digital, lewat inisiatif seperti Garuda Spark Innovation Hub yang mendorong startup lokal tumbuh secara berkelanjutan.
- Pembangunan ruang digital yang sehat dan aman, dengan memperkuat literasi digital, keamanan data, serta etika dalam penggunaan teknologi.
“Kita tidak sedang membangun teknologi untuk teknologi itu sendiri, tetapi untuk manusia. Nilai kolaboratif dan empatik harus menjadi roh utama dari setiap kebijakan digital,” tegasnya. Raden Wijaya juga mengingatkan bahwa kepemimpinan digital tidak hanya relevan bagi sektor pemerintahan atau swasta, melainkan juga bagi individu dan komunitas. Pemimpin digital sejati, menurutnya, adalah mereka yang mampu menghubungkan potensi manusia dengan kekuatan data dan inovasi.
Sesi ini mengukuhkan bahwa kepemimpinan digital bukan sekadar keterampilan teknis, tetapi cerminan dari paradigma baru dalam memimpin: terbuka, adaptif, empatik, dan berorientasi pada kolaborasi. Melalui Leadership Day 2025, Universitas Gadjah Mada, khususnya Magister dan Doktor Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan (MDKIK) Sekolah Pascasarjana kembali menegaskan perannya sebagai katalis perubahan — melahirkan pemimpin masa depan yang mampu menavigasi disrupsi digital dengan hati dan visi kemanusiaan.
Penulis : Naufal Sabda Auliya dan Rosyida Indah Mawarni
Editor: Arfikah Istari