Yogyakarta, 29 September 2025 — Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menegaskan komitmennya dalam memperkaya khazanah keilmuan mahasiswa melalui kolaborasi internasional. Sekolah Pascasarjana UGM, khususnya Program Studi Bioteknologi, sukses menyelenggarakan sebuah kuliah umum bergengsi yang menyoroti perjalanan krusial penemuan obat (drug discovery), dari meja laboratorium hingga manfaat nyata bagi pasien. Acara bertajuk “Translating Research Finding to Patient Impact” ini merupakan bagian integral dari implementasi Transnational Education (TNE) Grant yang menjalin kerjasama erat antara UGM dan institusi terkemuka dunia. Kuliah umum ini berlangsung pada Senin, 29 September 2025, di Auditorium Lantai 5 Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, menarik perhatian puluhan mahasiswa pascasarjana yang antusias mendalami bidang bioteknologi terapan dan pengembangan terapi.
Kolaborasi ini merupakan hasil sinergi strategis antara Sekolah Pascasarjana UGM dan School of Life Sciences, University of Dundee, Inggris, sebuah institusi yang dikenal unggul dalam riset ilmu hayati dan penemuan obat. Lebih dari sekadar aktivitas pengayaan akademik, kegiatan ini berfungsi sebagai platform untuk memperkuat kolaborasi akademik internasional dan memperluas wawasan mahasiswa mengenai pendekatan global yang digunakan dalam penemuan obat modern.
Para peserta, yang didominasi oleh mahasiswa aktif S2 dan S3 Program Studi Bioteknologi, serta mahasiswa UGM dari berbagai disiplin terkait, mendapatkan kesempatan langka untuk menyerap ilmu langsung dari para pakar yang berkecimpung di garis depan riset. Kuliah umum ini menghadirkan dua pembicara ahli terkemuka dari University of Dundee yang memaparkan wawasan mendalam dari perspektif yang berbeda namun saling melengkapi:
- Professor Mahmood Ahmed, Kepala Kimia Medisinal University of Dundee, membawakan topik kunci “Peran penemuan obat dalam pengembangan terapi.” Dalam paparannya, Prof. Ahmed menggarisbawahi bagaimana kimia medisinal—ilmu yang menggabungkan kimia organik, biokimia, dan farmakologi—memainkan peranan sentral dalam merancang, mensintesis, dan mengembangkan molekul obat baru. Beliau menjelaskan proses iteratif yang kompleks untuk mengoptimalkan senyawa timbal balik (lead compounds) agar memiliki efikasi, keamanan, dan sifat farmakokinetik yang memadai untuk dikembangkan menjadi obat.
- Laura Cleghorn, Manajer Portofolio Tuberkulosis (TB) di University of Dundee, menyajikan paparan yang sangat relevan dan mendalam melalui “Studi Kasus Proyek Penemuan Obat Tuberkulosis (TB).” Dr. Cleghorn membagikan pengalaman nyata dari proyek mereka, mengilustrasikan tantangan dan strategi yang digunakan dalam mengembangkan obat baru untuk mengatasi penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan global ini. Studi kasus ini memberikan gambaran konkret tentang bagaimana temuan riset laboratorium diterjemahkan langkah demi langkah menjadi solusi terapeutik yang berdampak langsung pada pasien.
Sesi yang penuh wawasan ini dimoderatori dengan apik oleh Dewi Kartikawati Paramita, S.Si., M.Si., Ph.D., seorang akademisi UGM. Suasana diskusi menjadi sangat interaktif pada sesi tanya jawab, di mana mahasiswa secara aktif menggali lebih jauh tentang proses translasi, tantangan regulasi, dan peluang riset. Tujuan utama dari kuliah umum ini melampaui transfer pengetahuan semata. Secara spesifik, acara ini dirancang untuk:
- Memberikan Pengetahuan Komprehensif: Membekali mahasiswa dengan pemahaman utuh mengenai proses translasi dari temuan riset dasar hingga menjadi dampak nyata bagi pasien.
- Memperluas Pemahaman: Menekankan pentingnya peran kimia medisinal dalam penemuan obat dan bagaimana ilmu ini relevan secara praktis untuk kesehatan pasien.
- Mendorong Riset Berdampak: Memotivasi mahasiswa S2 dan S3 untuk merancang proposal dan pelaksanaan penelitian yang tidak hanya unggul secara akademik tetapi juga memiliki potensi translasi yang jelas, yaitu kemampuan untuk dikembangkan menjadi produk atau layanan yang bermanfaat secara klinis.
Diharapkan, melalui kegiatan seperti ini, UGM dapat terus mencetak peneliti dan profesional yang tidak hanya menguasai teori bioteknologi dan kimia medisinal, tetapi juga memiliki visi global dan komitmen untuk menerjemahkan keunggulan riset menjadi inovasi kesehatan yang nyata bagi masyarakat luas.
Penulis : Berlian Belasuni



