• Tentang UGM
  • Simaster
  • Perpustakaan
  • IT Center
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
  • Beranda
  • Tentang Kami
    • Tentang Kami
    • Posisi
    • Keunggulan
    • Struktur Organisasi
    • Layanan dan Fasilitas
    • Kehidupan Kampus
    • Kontak
  • PPID
    • Informasi Publik
      • Informasi yang Wajib Disediakan dan Diumumkan secara Berkala
      • Informasi Tersedia Setiap Saat
      • Daftar Informasi Dikecualikan
    • Layanan Informasi
      • Alur dan Prosedur Permohonan Informasi
      • Alur dan Prosedur Pengajuan Keberatan atas Informasi
      • Prosedur dan Tatacara Penyelesaian Sengketa
      • Maklumat Pelayanan Informasi Publik
  • Akademik
    • Pengumuman
    • Dokumen Akademik
    • Kalender Akademik
  • Admisi
    • Program Studi
    • Beasiswa
    • Syarat Pendaftaran
    • Prosedur Pendaftaran
    • Biaya Pendidikan (UKT)
    • Registrasi
  • Kegiatan
    • Agenda
    • Berita
    • Penelitian
    • Pengabdian Masyarakat
  • Survei Layanan
  • Beranda
  • Berita
  • FKD 2025 Bahas Warisan Leluhur dan Ketahanan Pangan Lokal Hadapi Gastrokolonialisme

FKD 2025 Bahas Warisan Leluhur dan Ketahanan Pangan Lokal Hadapi Gastrokolonialisme

  • Berita
  • 24 Juli 2025, 11.28
  • Oleh: pudji_w
  • 0

Program Studi Agama dan Lintas Budaya (Center for Religious and Cross-cultural Studies/CRCS), Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), berkolaborasi dengan Intersectoral Collaboration for Indigenous Religions (ICIR) kembali menyelenggarakan Forum Kamisan Daring (FKD) 2025 pada Kamis (03/07) secara virtual melalui Zoom Meeting dan Youtube.

Seri FKD kali ini mengangkat tema “Warisan Leluhur dan Ketahanan Pangan Lokal di Tengah Ancaman Gastrokolonial”. Tema ini mengajak peserta mengajak peserta untuk merefleksikan bentuk kolonialisme baru yang tidak hadir melalui kekerasan bersenjata, melainkan melalui selera makan, produk pangan instan, serta sistem pangan global yang secara perlahan menggeser kedaulatan dan kearifan lokal masyarakat adat.

Hadir sebagai narasumber adalah Lidia Sumbun, perwakilan dari Masyarakat Adat Sungai Utik, yang membagikan praktik komunitasnya dalam menjaga ketahanan pangan berbasis warisan leluhur dan keberlanjutan lingkungan. Menurut Lidia, komunitasnya sejak lama mengutamakan konsumsi dan budidaya tanaman lokal yang telah diwariskan secara turun-temurun.

“Kami selalu mengutamakan tanaman lokal yang diwariskan oleh nenek moyang. Tanaman dari pihak luar biasanya tidak bertahan lama. Tanaman lokal memiliki khasiat baik, ditanam tanpa pupuk kimia, cukup dengan tanah bakar dan kesuburan alami,” tegas Lidia dalam pemaparannya.

Narasumber lainnya, Nurdiyansah Dalidjo, penulis buku “Rumah di Tanah Rempah”, mengulas bagaimana sejarah kolonialisme berkaitan erat dengan narasi makanan dan sistem pangan lokal. Ia menekankan pentingnya menyadari dan merawat ingatan kolektif terhadap praktik-praktik budaya pangan sebagai bagian dari identitas dan perlawanan terhadap dominasi asing.

“Kolonialisme telah mengganggu praktik-praktik baik di masyarakat adat, seperti nilai-nilai terhadap makanan, sakralitas, religiusitas, hingga sistem pertanian lokal yang dijalankan secara berkelanjutan,” ujarnya.

Sebagai penanggap, diskusi menghadirkan Mang Asep Salik, seorang pemerhati isu agama dan pangan lokal. Ia menyoroti bahwa kehilangan identitas pangan lokal tidak hanya berdampak pada aspek budaya, tetapi juga spiritualitas yang melekat dalam tradisi masyarakat.

“Pangan lokal sering diabaikan karena dianggap kuno. Padahal di balik setiap bahan pangan lokal, ada nilai, ada doa, ada cara hidup yang menjaga keseimbangan antara manusia dan alam,” jelasnya.

Diskusi berlangsung secara interaktif, dengan partisipasi dari berbagai kalangan yang turut memberikan tanggapan dan pertanyaan. FKD 2025 kembali menjadi ruang penting untuk memperkuat kesadaran akan pentingnya pelestarian pangan lokal, menjaga keberlanjutan lingkungan, serta melindungi identitas budaya masyarakat adat di tengah arus globalisasi dan modernisasi pangan.

Penulis: Asti Rahmaningrum

Tags: SDG 12: Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab SDG 15: Ekosistem Daratan SDG 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh SDG 2: Tanpa Kelaparan

Recent Posts

  • Konsinyering Kerja Sama JTTS : Finalisasi Hasil Temuan Penelitian Langkah Pengambilan Kebijakan Berkelanjutan di Sumatera
  • SPs UGM Kuatkan Tridharma Pariwisata: Prodi Doktor Kajian Pariwisata Perluas STO dan Luncurkan Buku “Manajemen Pengunjung”
  • Mahasiswa S2-S3 Ilmu Ketahanan Nasional SPs UGM Ikuti Bootcamp Penguatan Tesis dan Disertasi
  • Prof. Armaidy Armawi Paparkan Astropolitik dan Ketahanan Nasional pada Senastindo VII AAU 2025
  • Prodi S3 Kependudukan dan BRIN Tinjau Arah Penelitian Strategis, Perkuat Kerja Sama Bidang Kolaborasi Riset
Universitas Gadjah Mada
Sekolah Pascasarjana
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Jl. Teknika Utara, Pogung, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta, 55284
Telp. (0274) 544975, 564239
Email : sps@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju