Senin (16/6), Program Studi Kajian Budaya dan Media, Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan pemutaran dan diskusi film Annah la Javanaise karya Fatimah Tobing Rony – Professor Emerita, Studi Film dan Media, School of Humanities University of California, Irvine. Film pendek yang dikemas dalam animasi ini menggambarkan budaya Indonesia pada tahun 1893.
Anna La Javanaise merupakan film yang terinspirasi dari kisah nyata seorang gadis belia berusia 13 tahun yang dibawa pergi ke Prancis dan dijadikan pelayan serta model pelukis terkenal dari Prancis, Paul Gauguin. Film ini menyoroti praktik kelam kolonialisme yakni ketika seorang gadis dijual oleh keluarganya. Fatima Tobing merekonstruksi kisah tersebut dan menuangkannya dalam sebuah film pendek yang telah meraih berbagai penghargaan, salah satunya mendapat Best Film Award dalam Edinburgh Short Film Festival 2021.
“Gaya kami adalah semi realistic berdasarkan pengalaman saya saat tinggal di Jawa. Ini adalah film petualangan, perjalanan seorang gadis untuk kembali ke rumah. Film ini memang fiksi, tapi ada pesan utama dari film ini yang membuatnya unik. Kami menyuarakan seorang gadis yang kisahnya belum pernah diceritakan dari sudut pandang Indonesia” tutur Fatima
Kegiatan ini menarik diskusi interaktif dengan mahasiswa dan dosen yang hadir. Salah satu topik diskusi adalah terkait kuatnya budaya patriarki pada masa itu yang memandang rendah perempuan. Dr. Budiawan, dosen sekaligus Ketua Program Studi Doktor Kajian Budaya dan Media SPs UGM menyampaikan pendapatnya bahwa budaya dan sistem sosial pada saat itu memberikan pandangan rendah pada perempuan yang dinilai tidak lebih dari sebuah komoditas bahwa perempuan kelas atas akan “dijual” untuk dinikahkan dengan bangsawan sedangkan perempuan kelas bawah juga akan “dijual” untuk dijadikan gundik atau pelayan.
Pemutaran dan diskusi film Annah La Javanaise berlangsung hangat dan penuh antusiasme. Meski dikemas dalam bentuk fiksi, tokoh utama dalam film ini benar-benar pernah ada, dan praktik kolonialisme yang digambarkan memang merupakan bagian kelam dari sejarah
Penulis: Muthia Nur Arifah

