
Program Studi Doktor Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (SPs UGM) menyelenggarakan workshop pengembangan kurikulum yang berlangsung pada 23 Januari 2025 lalu di Artotel UGM. Kegiatan ini menghadirkan stakeholder prodi yaitu dosen, mahasiswa, alumni, pengguna lulusan, dan mitra yang berlangsung secara hybrid.
“Prodi seharusnya melakukan evaluasi kurikulum paling tidak 5 tahun sekali atau 2 kali dalam 5 tahun. Kegiatan workshop hari ini dilakukan untuk menyikapi Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023 Tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi yang kemungkinan mengalami perubahan”, tutur Prof. Dr. Eko Haryono, M.Si., Ketua Program Studi Doktor Ilmu Lingkungan saat memberikan pengantar.
Diskusi dalam workshop ini membahas mengenai input mahasiswa hingga output lulusan. Penerimaan mahasiswa baru menjadi salah satu tolok ukur untuk melihat kompetensi calon mahasiswa melalui sesi tes wawancara. Berlangsungnya kegiatan akademik yang optimal menentukan kompetensi lulusan yang memadai dan sesuai capaian pembelajaran lulusan.
Prof. Dr. rer. nat. Junun Sartohadi, M.Sc. menuturkan untuk kompetensi lulusan salah satunya yaitu mampu untuk menjalankan riset secara mandiri. Selain itu, keunikan masing-masing universitas menjadi tantangan bagi prodi dalam mendesain bentuk kolaborasi sebagai bentuk kerja sama.
“Pengalaman riset diharapkan dapat masuk di SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijazah). Sehingga, dapat mendukung untuk akreditasi internasional prodi yang saat ini tengah berlangsung yaitu ASIIN”, tutur Dr. Sudaryatno, M.Si. menambahkan.
Seluruh pihak yang terlibat dan hadir dalam workshop ini memberikan berbagai saran dan masukan untuk memformulasikan terbentuknya kurikulum pembelajaran secara integral. Workshop ini diharapkan dapat memberikan insight bagi prodi dalam melaksanakan kegiatan akademik secara utuh yang memberikan utilitas bagi pihak internal maupun eksternal sesuai standar yang telah ditetapkan.
Penulis : Siti Muyasaroh