Yogyakarta (08/01), Program Studi Doktor Kependudukan menyelenggarakan workshop yang berfokus pada rancangan kurikulum, sesuai dengan arahan dari Sekolah Pascasarjana UGM dalam rangka merespon adanya Peraturan Kemendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Siti Nurbaya Center, Ruang E KLMB, Fakultas Geografi.
Kegiatan yang dihadiri oleh dosen, mahasiswa, alumni, serta pengguna lulusan ini merupakan upaya kolaboratif menekankan pentingnya pendidikan untuk keberlanjutan yang bertujuan meningkatkan kurikulum dengan mengintegrasikan isu-isu global ke dalam topik penelitian. Para peserta terlibat dalam diskusi tentang bagaimana mengintegrasikan prinsip keberlanjutan ke dalam kurikulum, memastikan bahwa lulusan masa depan siap untuk menghadapi tantangan dunia yang cepat berubah.
Terdapat beberapa usulan yang disampaikan oleh peserta yang hadir dalam kegiatan ini, seperti yang dipaparkan oleh Dr. Suprapedi (BRIN) yang memberikan usulan tentang syarat publikasi, pelatihan softskill yang dimasukkan dalam mata kuliah, penyisipan terkait transmigrasi, dan pelatihan tools yang digunakan dalam kependudukan.
“Soft skill dapat dimasukkan dalam mata kuliah yang ditawarkan yaitu hidden curriculum.”, tutur Prof. Dr. Sri Rum Giyarsih,Ketua Program Studi Doktor Kependudukan yang memberikan tanggapan salah satu usulan peserta.
Workshop ini mengeksplorasi integrasi softskill ke dalam kurikulum yang mengakui pentingnya kompetensi di dunia profesional. Konsep hidden curriculum yang dibahas menunjukkan bahwa pelatihan soft skill dapat disisipkan dalam mata kuliah yang ada. Pendekatan ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya memiliki pengetahuan di bidangnya tetapi juga memiliki keterampilan interpersonal yang diperlukan untuk kolaborasi yang efektif.
Selain itu, alumni yang hadir turut aktif memberikan pandangannya mengenai kurikulum pembelajaran. Seperti yang disampaikan oleh Dr. Armansyah, “Publikasi sebagai salah satu syarat kelulusan, selain dari outputnya yang dinilai, namun dari prosesnya juga perlu ada penilaian khusus (indikator penilaian). Sehingga, tidak hanya berpacu kepada target publikasi Sinta atau Scopus jadi hanya menggunakan jurnal predator, namun dari sisi proses pembelajaran dan penyusunannya tetap terjaga”, tuturnya.
Program Studi Doktor Kependudukan mengambil langkah signifikan menuju penciptaan kurikulum yang responsif terhadap tantangan global. Dengan mendorong kolaborasi di antara dosen, mahasiswa, alumni, dan pemangku kepentingan, program ini tidak hanya meningkatkan hasil pendidikan tetapi juga berkontribusi pada tujuan pembangunan berkelanjutan yang lebih luas.
Penulis : Siti Muyasaroh