Program Studi Magister Teknik Biomedis Sekolah Pascasarjana UGM atau yang sering disebut BME SPs UGM mengadakan pertemuan dengan alumni dan industri yang dikemas dalam acara Biomedical Engineering Gathering yang digelar di Ruang Auditorium Lt. 5 Gedung SPs UGM pada Senin, 18 November 2024.
Acara yang bertajuk Kontribusi Lulusan Teknik Biomedis untuk Indonesia ini bertujuan untuk Penjaringan masukan dari dosen, alumni, mahasiswa dan industri untuk pengembangan kurikulum 2025 dan dihadiri oleh para pelopor prodi BME, Dr. Purnomo, dari Fakultas Teknik, Prof. drg. Widowati Siswomihardjo, M.S., dari FKG dan Prof. Ir. Alva Edy Tontowi, M.Sc., Ph.D juga dari Fakultas Teknik.
Pertemuan ini dirasa penting karena peran alumni sangat erat dalam hal pengembangan kurikulum prodi. Seperti yang disampaikan oleh Kaprodi Magister Teknik Biomedis Ir. Rini Dharmastiti, M.Sc., Ph. D, “Alumni merupakan elemen sangat penting untuk pengembangan Prodi, juga untuk networking sesama alumni.” ujar Bu Rini
Senada dengan Bu Rini, Dekan Sekolah Pascasarjana UGM, Prof. Ir. Siti Malkhamah, M.Sc., Ph. D juga menyampaikan bahwa alumni merupakan tulang punggung bagi prodi. Prof. Siti menyampaikan dalam sambutannya “Alumni merupakan salah satu tulang punggung yang diharapkan dapat menjalin kerjasama yang bermanfaat bagi semua bagian baik mahasiswa maupun masyarakat.”tuturnya.
Dekan SPs tersebut juga menyampaikan harapannya bahwa penyusunan kurikulum diharapkan dapat menjadi sebuah jalan pembuka bagi semua hal, baik untuk institusi, masyarakat dan juga mahasiswa.
Ketua Ikatan Alumni Magister Teknik Biomedis SPs, Joko Kuswanto, S.T., M. Biotech, menyampaikan kondisi dan harapannya terhadap keilmuan dan lulusannya. Joko menyampaikan “Kita semua, adik-adik kita dapat memberikan arah yang lebih jelas untuk profesi Teknik Biomedis.”ujarnya.
Joko juga menambahkan bahwa “Teknik Biomedis merupakan bidang yang sangat bagus peluangnya, di pasar kerja, sebenarnya kebutuhannya tinggi sekali, namun secara nomenklatur, yang ada hanya elektromedis untuk di Rumah Sakit sehingga saat ini serapan lulusannya lebih banyak ke pengajar dan peneliti di lembaga pemerintah.” tambahnya
Joko berharap bahwa pertemuan ini dapat menjadi momentum bagaimana bisa menyusun kurikulum yang fleksibel, mengikuti dunia nyata, menggiring penelitian sesuai dengan kebutuhan industri, dan bagaimana berjuang ke pemerintah untuk dapat memasukkan nomenklatur agar lulusannya dapat terserap juga ke rumah sakit.
Sedangkan Aditya Imam Rizky, M.Sc dari PT. Interskala Grup menyampaikan bahwa apa yang dibutuhkan oleh industri hendaknya bisa diaplikasikan pada kurikulum, sehingga seluruh mahasiswa yang lulus akan memiliki suatu skill yang sama yang bisa menjadi sebuah pertimbangan saat screening.
Sementera itu, Prof. Widowati yang akrab disapa Prof. Bundi mengundang seluruh mahasiswa untuk bergabung dalam penelitian ring jantung atau INA Stent yang sudah digarap sejak tahun 2013 hingga saat ini.
Prof. Bundi menuturkan ”PR kita adalah membuat prototype ring jantung, ini bukan research yg mudah, suatu teaching industri, silakan dari para mahasiswa BME yang ingin bergabung, tanpa meninggalkan keilmuan masing masing karena ini penelitian multidisiplin.” tuturnya.
Kegiatan ini juga selaras dengan implementasi SDGs ke 3, tentang Kehidupan Yang Sehat dan Sejahtera, nomor 4 tentang Pendidikan Berkualitas, nomor 9 tentang Industri Inovasi dan Infrastruktur, Nomor 17 tentang Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis : Arni Wistriatun