Yogyakarta (03/10/2024) – Pada akhir kunjungan ke Kampung Code, peserta Globethics Doctoral School (GDS) 2024 disambut dengan kehangatan dan keramahan khas dari warga dan pengelola setempat. Salah satu momen yang sangat berkesan adalah saat makan siang bersama dengan konsep “kenduri.” Makanan dihidangkan beralaskan daun pisang dan disajikan secara memanjang, menciptakan suasana akrab antara peserta dan warga yang duduk bersama menikmati hidangan dalam kebersamaan.
Kenduri ini tidak hanya mempererat keakraban, tetapi juga menjadi simbol kepedulian sosial warga Kampung Code terhadap lingkungan. Penggunaan daun pisang sebagai alas makan merupakan bentuk upaya mereka dalam mengurangi limbah plastik dan sampah sekali pakai, yang sering kali menjadi masalah di kawasan pemukiman. Inisiatif sederhana ini menunjukkan bagaimana tradisi lokal dapat berperan dalam menciptakan kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.
“Saya merasa sangat terhormat dan terkesan dengan sambutan hangat dari warga. Makan bersama di kenduri ini tidak hanya mempererat hubungan kami, tetapi juga memberikan pelajaran penting tentang kepedulian lingkungan. Selain itu, kemiskinan bukanlah penghalang untuk merasakan kebahagiaan secara bersama,” ujar Jose Antonio David, Professor Business School dari Cordoba, salah satu peserta GDS.
Warga Kampung Code turut mengungkapkan kebanggaan mereka atas kolaborasi ini, serta berharap kegiatan seperti ini dapat terus mendorong kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. Penggunaan daun pisang sebagai alas makan adalah salah satu cara yang mereka tunjukkan sebagai solusi sederhana untuk mengurangi limbah dalam kehidupan sehari-hari, namun dengan dampak yang signifikan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan GDS 2024 yang tidak hanya memberikan pembelajaran tentang etika dan kepemimpinan, tetapi juga mengajarkan pentingnya kesadaran sosial dan lingkungan dalam komunitas. Peserta diharapkan dapat membawa pulang pengalaman ini dan menerapkan nilai-nilai yang didapatkan di lingkungan mereka masing-masing, sehingga dapat mendorong perubahan positif di seluruh dunia.
Penulis: Arfikah Istari